Sepengamatan saya, di Indonesia ada banyak sekali pantai yang memiliki karang dengan ciri khas bolong. Terutama pantai-pantai yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia di selatan Pulau Jawa, semisal Pantai Karang Bolong.
Tapi setauku hanya ada dua Pura Batu Bolong yang sangat terkenal di Indonesia, yaitu Pura Batu Bolong di Bali dan Pura Batu Bolong di Lombok.
Pura Batu Bolong di Bali terletak dalam satu kawasan wisata Tanah Lot. Menjadi pura ke-2 yang paling sering dikunjungi di kompleks Tanah Lot. Di sore hari, Pura Batu Bolong kerap dipenuhi turis yang ingin mengabadikan senja Tanah Lot.
Pura Batu Bolong yang kedua ada di Lombok. Terletak di Pantai Senggigi, pura ini menjadi salah satu destinasi wisata yang paling sering dikunjungi, selain karena alasan Senggigi yang begitu menarik, menurut saya, Pura yang ada di pinggir pantai adalah pura yang begitu eksotik.
Saya sendiri pernah datang ke-2 lokasi tersebut. Tentu saja, karena Lombok tak seramai Bali, menghabiskan hari di Pura Batu Bolong Lombok jauh lebih menyenangkan dan menyamankan hati ketimbang Pura Batu Bolong Bali yang sesak wisatawan.
Ada kisah menarik di Pura Batu Bolong Lombok, ada sebuah legenda yang dipercayai warga lokal bahwa di Batu Bolong itulah dulu pasukan dari kerajaan milik Udayana datang dan menguasai Lombok 😉
Di tempat inilah juga Dang Hyang Dwijendra dikisahkan pernah singgah. Dia adalah pendeta asal Jawa Timur yang memiliki peran penting dalam perkembangan agama Hindu di Bali dan Lombok.
Sayangnya, pengunjung dilarang masuk ke dalam Pura Batu Bolong Bali, hanya dipersilahkan mengambil foto di sekitar pura.
Berbeda dengan Pura Batu Bolong Lombok, dengan menghormati segala ketentuan di dalam pura dan kewajiban memakai pita kuning yang dilingkarkan di pinggang, kita bisa masuk dan berkeliling menikmati keindahan di dalam Pura Batu Bolong. Pita kuning ini disewakan oleh petugas di dekat pintu masuk. Tarif sewanya pun sukarela alias terserah kita.
Di Pura Batu Bolong Lombok, ada dua pura utama yang berada di dalam kompleks ini. Jika, menaiki anak tangga, kita akan menemukan pura pertama yang terletak tepat di bawah naungan pohon besar. Pura kedua terletak di atas karang yang menjulang setinggi kurang lebih empat meter dan memiliki lubang di tubuhnya. Lubang inilah yang menjadi inspirasi lahirnya nama Pura Batu Bolong.
Biarpun memiliki nama hampir sama, tapi kedua Pura ini tak bisa dibandingkan keindahannya, masing-masing memiliki magnet tersendiri untuk selalu didatangi. Entah itu karena keindahan pantainya, entah itu karena keunikan puranya. So, anda tertarik berkunjung kedua tempat ini?
–Selamat Jalan-Jalan–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak