[Review] Sepotong Bibir Paling Indah Di Dunia


Sepotong Bibir Paling Indah Di Dunia
Sepotong Bibir Paling Indah Di Dunia

Judul: Sepotong Bibir Paling Indah Di Dunia
Penulis: Agus Noor
Penerbit: PT Bentang Pustaka
Tahun: 2010
Hlm: 166
ISBN: 978-979-1227-88-9

Buku ini saya pinjam dari perpustakaan kota Jogja, berisi tentang kumpulan dari cerita pendek: Empat Cerita Buat Cinta, Kartu Pos dari Surga, Permen, Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia, 20 Keping Puzzle Cerita, Cerita yang Menetes dari Pohon Natal, Episode, Variasi bagi Kematian yang Seksi, dan Perihal Orang Miskin yang Bahagia.

Sepotong Bibir Paling Indah di Dunia yang dijadikan judul buku ini bercerita tentang Maneka, seorang perempuan yang jatuh cinta pada Sukab. Jika anda penggemar Seno Gumira Ajidarma, tentu nama dan kisah tentang Sukab sangat familier di telinga anda. Ingat khan Sukab, laki-laki yang telah mengerat senja dan mengirimkan potongan senja untuk perempuan yang paling dicintainya ;).

Kisah favorit saya adalah “Perihal Orang Miskin yang Bahagia”, demikian saya kutipkan untuk anda:

—8

ORANG miskin itu sendiri punya tiga anak yang masih kecil-kecil. Paling tua berumur 8 tahun, dan bungsunya belum genap 6 tahun. “Aku ingin mereka juga menjadi orang miskin yang baik dan benar sesuai ketentuan Undang-Undang. Setidaknya bisa mengamalkan kemiskinan mereka secara adil dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 45,” begitu ia sering berkata, yang kedengaran seperti bercanda. “Itulah sebabnya aku tak ingin mereka jadi pengemis!”

Tapi, sering kali kuperhatikan ia begitu bahagia ketika anak-anaknya memberinya recehan. Hasil dari mengemis.

—20

Ketika tubuhnya digerogoti penyakit, dengan enteng orang miskin itu melenggang ke rumah sakit. Ia menyerahkan Kartu Tanda Miskin kepada suster jaga. Karena banyak bangsal kosong, suster itu menyuruhnya menunggu dilorong. “Beginilah enaknya jadi orang miskin,” batinnya,”dapat fasilitas gratis tidur di lantai.” Dan orang miskin itu dibiarkan menunggu berhari-hari.

Setelah tanpa pernah diperiksa dokter, ia disuruh pulang. “Anda sudah sembuh,” kata perawat, lalu memberinya obat murahan.
Orang miskin itu pulang dengan riang. Kini, ia tak akan pernah lagi takut pada sakit. Saat anak-anaknya tak pernah sakit, ia jadi kecewa. “Apa gunanya kita punya Kartu Tanda Miskin, kalau kamu tak pernah sakit? Tak baik orang miskin selalu sehat.”
Mendengar itu, mata istrinya berkaca-kaca.

***

Saya tidak terlalu pandai me-review buku macam anak sastra ataupun komunikasi. Tapi beberapa teman, setelah membaca buku ini rasanya setuju dengan saya, penulis buku ini, Agus Noor, tahu sekali cara membuat kita tertawa sekaligus meringis tersindir. Begitu tragis!

—Selamat Membaca—

Tulisan Terbaru:

Advertisement

6 thoughts on “[Review] Sepotong Bibir Paling Indah Di Dunia

monggo silahkan nyinyir disini ;-)

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.