Baru-baru ini saya ke Kota Magelang karena urusan pekerjaan. Kebetulan, pas saya datang ke salah satu kantor instansi pemerintahnya, kantor tersebut sedang di demo warganya. Setelah urusan pekerjaan selesai, kamipun langsung buru-buru pulang agar tak terjebak kerumunan demonstran.
Kami menyempatkan diri makan siang di Bebek Goreng Kremes Ny. Daryati yang terkenal kelezatannya itu. Setelah kenyang, kami meluncur ke Ketep Pass buat refreshing 😉

Bagi kalian yang tinggal di sekitar DIY dan Jawa Tengah, pasti sangat mengenal tempat ini. Namanya Ketep Pass. Letaknya di Bukit Sawangan, Kabupaten Magelang.
Sebenarnya ga ada yang terlalu istimewa dengan Ketep Pass. Objek wisata yang ditawarkan “hanya” pemandangan pegunungan dari atas bukit. Hanya saja letaknya yang berada pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut, membuat Ketep istimewa karena dari lokasi tersebut kita bisa menikmati lima gunung yang terdekat. Bukan itu saja, udara yang segar dan jauh dari hiruk pikuk kota besar, merupakan salah satu alasan berkunjung bagi wisatawan yang jenuh dengan kota.

Saya terakhir dolan ke Ketep Pass sekitar tahun 2005, saya ingat banget, waktu itu saya dan temen KKN ramai-ramai naek motor dari Jogja ke Ketep. Wah happy banget! Maklumlah, cewek-cewek khan kalo naek motor dengan jarak agak jauh dikit, super heboh 😉
Meski rute jalannya cukup menanjak dan berkelok-kelok, akan tetapi jalan yang cukup lebar dan beraspal halus membuat Ketep Pass menjadi objek wisata yang mudah dikunjungi baik dengan bus besar ataupun sekedar sepeda motor.
Kalo dari Jogja ke Ketep Pass kira-kira berjarak sekitar 40-an km. Ga jauh sih, tapi juga tidak dekat. Lumayan sajalah buat naek motor. Yang pasti bisa ditempuh PP dalam sehari.
Pada saat saya membuat tulisan ini, saya baru ngeh kalo Ketep Pass ternyata termasuk objek wisata baru di Kabupaten Magelang. Ketep Pass baru diresmikan tanggal 17 Oktober 2002 oleh Presiden Megawati. Wow banget ya? Dulu saya selalu berpikir kalo Ketep Pass diresmikan jauh sebelum tahun 2002 😉


Lantas adakah sesuatu yang baru dari Ketep Pass dibandingkan dengan yang terakhir saya kunjungi?
Ketep Pass saat ini menyajikan Museum Vulkanologi. Saya ga tau apakah ini baru atau tidak. Tapi dulu sekitar 2004-2005 saya kok ga pernah liat museum ini. Jadi saya anggap baru saja ya? Isi museum-nya ga berbeda jauh dengan isi Museum Gunungapi Merapi di Sleman. Tapi kalo dilihat dari versi materi dokumentasi, menurut saya pribadi, lebih lengkap dokumentasi versi MGM daripada versi Ketep Pass.



Hal menarik lain dari fasilitas di Ketep Pass adalah bioskop mini. Harga tiketnya 7500 per orang, pilem yang diputar pun hampir sama dengan yang diputar dalam theater di MGM. Bedanya yang di MGM lebih focus pada erupsi merapi yang terakhir. Bioskop mini ini telah ada sejak dulu, hanya saja saya ga pernah masuk, baru kali kemaren saya berkesempatan masuk bioskop ala Ketep Pass 😉

Yang paling sering dikunjungi adalah Pelataran Panca Arga, puncak tertinggi di Ketep Pass. Dari lokasi tersebut, kita bisa langsung melihat lima gunung yang memutari, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima gunung besar tersebut, jika langit sedang cerah, kita juga bisa menikmati perbukitan indah lainnya semisal Gunung Tidar, Gunung Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo, dan lainnya.

Jika langit tidak sedang mendukung, Ketep Pass juga menyediakan teropong bagi yang berminat mengamati panorama lima gunung tersebut dengan jelas. Ada dua teropong yang disediakan, yaitu di Pelataran Panca Arga dan Gardu Pandang.
Sebenarnya, antara pertama kali saya datang (tahun 2004) dengan kemaren terakhir saya datang, tak ada perubahan yang berarti di Ketep Pass. Barangkali yang menarik perhatian adalah beberapa lokasi sudah ada penataan penjual makanan, jadi terkesan tertib. Kalo anda ga berminat, bisa juga kok nyobain makan di Restoran Ketep Pass. Tapi kalo saya sich lebih tertarik makan jagung bakar atau tempe mendoan di penjual kaki lima sebrang jalan pintu masuk ke Ketep Pass sambil nyeruput kopi panas. Lebih maknyuzzz!





Selamat Berpetualang 😉
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak