Kalo kalian berniat wisata kuliner di Jogja, daerah manakah yang kalian tuju? Hampir kebanyakan teman selalu menuju kawasan Malioboro atau Jogja bagian utara. Emang sih, Jogja bagian utara terutama kawasan UGM, jalan Kaliurang, daerah Seturan, lalu jalan Palagan Tentara Pelajar, saat ini merupakan pusat kuliner Jogja. Di kawasan tersebut, sepanjang jalan hanya berisi ratusan rumah makan dengan menu yang bervariasi.

Tapi kali ini, saya akan mengajak kalian berburu kuliner enak di daerah selatan. Lokasinya di jalan Sorogenen di Kota Jogja. Sorogenen adalah kawasan yang sangat terkenal sebagai pusat kuliner di bulan Ramadhan. Kawasan ini dijuluki dengan Jalur Gaza, asal kata dari Jajanan Lauk Sayur Gubuk Ashar Zerba Ada. Hihihihi. Keren yaks? Jalur ini tiap bulan Ramadhan selalu ada liputannya sebagai salah satu destinasi utama kuliner Yogya.
Nah, di antara deretan warung makan di Jalur Gaza inilah, saya dan teman-teman menemukan tempat kuliner iga bakar. Ngences khan mbayangin kelezatannya 😉
Nama lengkapnya Iga Bakar Si Bangor. Letaknya pas di sebelah masjid Muthahirin. Alamat tepatnya di Jalan Sorogenen no.27 Sorosutan Umbulharjo, Kota Jogja. Iga Bakar Si Bangor cuma berjarak 300 meter di sebelah timur RSUD Wirosaban. Tempat kuliner ini Oktober 2012 yang lalu baru saja merayakan anniversary yang pertama.

Pas saya datang, tempat makan ini sudah rame. Jam makan sore. Beberapa pasangan asyik bercanda menunggu pesanan datang. Semakin malam, saya makin tahu kalo ternyata kebanyakan yang makan di sini adalah ibu-ibu dan mbak-mbak cantik. Biasanya tempat makan yang pengunjungnya kebanyakan cewek, rasanya enak. Tau ajah khan gimana ibu-ibu suka protes kalo makanan ga enak. Hihihi 😉
Tidak seberapa lama, mas waiter datang membawakan menu. Saya pun memesan beberapa makanan seperti Iga Bakar Cobek Kambing, Iga Bakar Cobek Ayam, Iga Bakar Cobek Sapi, Kentang Mayones Brokoli, Happy Tutti Fruty, Es Lemon Tea, Hot Lemon Tea, dan Surabi Coklat Keju Susu.
Yuks, kita bahas satu per satu menu yang saya coba 😉

Surabi Coklat Keju Susu. Awalnya saya tidak berniat memesan surabi, tapi karena takut iga bakar pesanan datangnya lama, maka memesan surabi adalah pilihan yang paling bijak. Jujur, surabi-nya sangat enak jika dimakan pas hangat. Apalagi saya memang pecinta keju dan susu, jadi bener-bener meleleh di lidah. Pas banget! Seporsi harganya cuma 6ribu. Saran saya, jangan makan surabi-nya terlalu banyak, bukan apa-apa, takutnya kalian kekenyangan dan kehilangan taste iga bakar sebagai menu utama tempat makan ini. Huahaha 😉

Iga Bakar Cobek Kambing. Karena saya penggila kambing. Maka menu pertama yang ingin saya coba di sini adalah Iga Bakar Kambing-nya. Saya memesan dengan tingkat kepedasan medium. Rasanya sangat nyamleng! Apalagi, pas pertama datang, iga disajikan sangat panas. Joss tenan! Tingkat keempukan dagingnya pas. Begitu di gigit, daging langsung terlepas dari tulangnya. Seporsi harganya 16ribu.

Iga Bakar Cobek Ayam. Ini menu pilihan teman saya. Sama dengan Iga Bakar Cobek Kambing, Iga Bakar Ayam kami pesan dengan level kepedasan medium. Seporsi harganya 11ribu. Jika kalian ga suka makan daging sapi atau daging kambing, iga bakar cobek ayam adalah pilihan paling pas untuk dinikmati bersama teman-teman penyuka iga bakar sapi. Pada dasarnya yang dimaksud iga adalah bagian daging sapi yang berasal dari daging di sekitar tulang iga atau tulang rusuk. Karena ayam tidak punya iga, maka yang diambil adalah bagian dada hingga sayap. Unik khan 😉

Iga Bakar Cobek Sapi. Menu yang satu ini, kami menyebutnya sebagai iga sesungguhnya. Karena umumnya yang dijual di rumah makan iga bakar adalah iga sapi. Seporsi harganya 20ribu. Menu yang paling mahal dari semua makanan yang ditawarkan Iga Bakar Si Bangor. Kata pemiliknya, khusus daging sapi ini dikirim langsung dari Boyolali. Jaminan mutu membuat menu yang satu ini dipathok harga paling mahal. Sama dengan Iga Bakar Cobek Kambing, daging Iga Bakar Kambing begitu di gigit, daging langsung proll lepas dari tulangnya. Mantep banget 😉

Kentang Mayones Brokoli. Seporsi harganya 4ribu. Awalnya saya memesan Kentang Mayones Brokoli sebagai pendamping Iga Bakar Cobek Kambing. Ternyata ini pilihan yang ga pas. Iga Bakar-nya terlalu pedas sehingga ga mampu tercover oleh rasa kentang mayones-nya. Alhasil, saya memesan lagi nasi putih. Ternyata benar, iga bakar level medium ditakdirkan berjodoh dengan nasi putih. Rasanya benar-benar klop! Jadi saran saya, makanlah iga bakar dengan nasi putih 😉


Untuk minuman, tidak terlalu banyak variasi buat minuman hangat. Kebanyakan memang minuman dingin yang ditawarkan. Padahal saya itu penyuka segala sesuatu yang hangat lhooo ;-P So, kami cukup memesan Happy Tutti Fruity seharga 7ribu dan Hot/Ice Lemon Tea seharga 4ribu.
Lantas apa sih yang unik dari Iga Bakar Si Bangor?
Kalo menurut mas Andro, pemilik Iga Bakar si Bangor. Tempat makan ini beda dari yang lain karena menyajikan 3 daging utama yang paling populis bagi masyarakat, yaitu daging sapi, daging kambing, dan daging ayam. Unik karena hanya di resto ini, 3 hewan tersebut disajikan dengan bumbu iga bakar 😉 Kelebihan lainnya, jika kalian datang bersama orang yang tidak makan daging sapi, maka bisa memilih daging kambing. Kalo ga makan daging sapi dan kambing, tetep bisa makan daging ayam. Ciamik banget khan?
Kelebihan lainnya adalah pada cobek tanah liat yang digunakan buat masak iga. Di tempat lain khan biasanya masak menggunakan plate besi. Si Bangor memilih cobek dari tanah liat karena percaya bahwa tanah liat memberi panas yang lebih lama dan rasa yang jauh lebih enak. Keren banget ga tuh 😉
Kalo pendapat pribadi saya sih, letak keunikannya malah ada pada bumbunya. Umumnya jika saya makan iga bakar, cirri khas nya ada pada lada hitam dan merica yang begitu kuat. Padahal saya ga terlalu suka makan lada dan merica yang begitu banyak. Membuat tenggorokan jadi panas terbakar. Keunikan Iga Bakar Si Bangor, pada masakan nya lada hitam dan merica tetap ada, tapi lebih kuat pada rasa cabenya. Jadi rasanya tetep pedasss tapi ga membakar tenggorokan. Nyamleng! Pas banget buat di lidah saya yang pecinta cabe 😉

Keunikan lainnya adalah pada menu surabi-nya. Surabi biasanya dikenal sebagai jajanan khas Bandung. Tetapi, ga perlu jauh-jauh ke Bandung kok, kalian bisa menikmati juga surabi ala di Bangor. Sama enaknya 😉
Kekurangan dari Iga Bakar Si Bangor adalah lokasinya dianggap terlalu jauh dari pusat kota. Padahal letak Si Bangor ada di antara terminal lama (Umbulharjo) dengan terminal baru (Giwangan). Letak Si Bangor juga ga terlalu jauh dari UII hukum dan kampus MSD.
Kalo pendapat saya pribadi. Masa’ sih jauh? Pas bulan puasa ajah kita rela kok jauh-jauh ke sana demi beli jajanan pembuka puasa. Jadi kalo pas ga puasa gini, harusnya lebih semangat donk buat ber-kuliner disana. Iya khan?

Sebenarnya ada menu baru di Iga Bakar Si Bangor, yaitu Garang Asem Iga Sapi. Seporsi harganya 25ribu. Penasaran khan gimana rasanya? Sayangnya saya tidak bisa menceritakan bagaimana rasanya karena belum mencicipinya. Huehehe. Lain waktu kalo saya kembali lagi ke Si Bangor. Janji dech, saya bakal me-review nya buat kalian semua. Okay?
Happy Culinary 😉
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak