[Trip] Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul


Beberapa waktu yang lalu, saya diminta untuk mengantar teman-teman kantor berwisata ke Goa Pindul dan Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul. Tema acaranya sich jalan-jalan keluarga. Sengaja saya pilihkan Goa Pindul dan Air Terjun Sri Gethuk, karena selain jarak tempuhnya yang tidak jauh dari Kota Jogja, kedua tempat tersebut merupakan wisata “alam dan air”, sehingga akan disukai oleh anak-anak, baik anak laki-laki dan anak perempuan.

Goa Pindul
suasana di Goa Pindul Karangmojo Gunungkidul

Rute sengaja saya pilihkan lewat daerah Pathuk. Pertama kami menuju ke Goa Pindul di desa Karangmojo. Setelah cukup bersenang-senang merunut aliran sungai di dalam goa pindul, kami pun menuju ke selatan, ke Kecamatan Playen.

Kami menuju Air Terjun Sri Gethuk di desa Bleberan. Bleberan berasal dari bahasa Jawa yang berarti air yang berlimpah, tumpah ruah. Ini bisa di mengerti, karena pada musim kemarau terkering pun, dimana semua sumber mata air di daerah lain telah kering, di desa Bleberan sumber air tetap berlimpah.

Sumber air tersebut salah satunya yang menjadi aliran sungai yang membentuk Air Terjun Sri Gethuk. Air dari Sri Gethuk ini lah yang digunakan untuk pengairan pertanian di desa tersebut. Jadi bisa dibilang aliran air di Sri Gethuk memiliki kuantitas yang cukup besar.

Setelah sekian lama tidak dolan ke Air Terjun Sri Gethuk, ternyata tempat ini mengalami banyak perubahan. Lebih ramai, pasti! Tapi saya juga melihat banyak perluasan jalan baru untuk memfasilitasi tempat wisata ini. Yang paling berbeda adalah sekarang dibuat satu jalan yang memutar untuk menuju Air Terjun Sri Gethuk.

Jadi ada satu pintu retribusi yang kudu kita lewati, kemudian mengikuti jalannya kita akan sampai di Goa Rancang Kencana, dari tempat tersebut kalo kita ikuti lagi jalannya, barulah sampai di Air Terjun Sri Gethuk. Bingung juga pas kemaren datang, kok jadi muter-muter gitu. Ternyata ini memang disengaja. Dulu, orang langsung ajah datang ke Air Terjun Sri Gethuk dan “lupa” mampir ke Goa Rancang. Jalan memutar ini dibuat “sengaja” agar kita mau mampir juga ke Goa Rancang Kencono.

Berhubung di area Goa Rancang sepi, kami pun menggelar tikar disana, ritual makan siang pun dimulai 😉 Para ibu mengeluarkan stok makanan dan minuman. Anak-anak dan para bapak berkumpul menunggu pembagian jatah makan siang. Wah ada lele, sambal udang, sambel terong, tempe goreng, dan lain-lain, pokoknya dijamin maknyuzzz 😉

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
makan siang di atas Goa Rancang
Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
makan siang di atas Goa Rancang

Setelah makan siang, kami pun menuju ke bawah, ke dalam Goa Rancang. Nama yang tertulis di retribusi wisata adalah Goa Rancang Kencana. Rancang berasal dari kata merancang. Konon warga sekitar yakin jika goa ini digunakan para prajurit mataram untuk merancang strategi. Kata kencana berarti segala sesuatu yang mulia, bisa emas (keduniawian) juga bisa hal-hal yang dianggap mulia secara spiritual.

Untuk memasuki Goa Rancang Kencana, ada sebuah anak tangga yang menurun. Di ujung anak tangga sudah berdiri warga local yang bersedia jadi guide jika kalian menginginkan, tentunya dengan bayaran “seikhlasnya”.

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul

Hal pertama yang menarik perhatian saya adalah pohon tinggi besar yang ada di dekat tangga memasuki goa. Tentu saya mengenali pohon ini. Dulu, sebelum saya mengunjungi Air Terjun Sri Gethuk beberapa tahun yang lalu, seorang teman pernah menunjukkan hasil jepretannya tentang Goa Rancang. Pohon ini sangat ikonik dengan Goa Rancang Kencana. Melihat pohon ini, saya hanya bisa berkata pada diri sendiri, “saya berada di tempat yang benar”. Seperti dalam photo milik teman saya itu 😉

Jadi begini penjelasan dari guide kami. Pohon tersebut adalah pohon Klumpit yang sudah berumur 2 abad. Goa ini pun adalah goa yang sering dipakai untuk bersemedi. Warga sekitar percaya jika Pangeran Diponegoro dan pasukannya pernah menggunakan goa tersebut. Ada juga yang percaya bahwa pasukan Mataram pernah menempati goa tersebut.

Tidak ada bukti sejarah yang memperkuat kisah ini. Yang saya tahu, di kecamatan sebelah yaitu Kecamatan Paliyan, memang ada makam salah satu pendiri Mataram, yaitu Ki Ageng Giring. Yang terkait dengan kisah Perang Gerilya paling terkenal pun hanya  petilasan dari route gerilya milik Jenderal Besar Soedirman dan pasukannya. Jadi entahlah 😉 *dongeng vs sejarah*

Di dekat pohon Klumpit raksasa tersebut, ada semacam panggung tanah yang lebih tinggi daripada ruangan di goa. Uniknya Goa Rancang adalah tanah di dasar goa bertekstur datar sehingga seperti sebuah ruangan yang luas. Goa Rancang Kencono dibagi menjadi 3 ruangan utama.

Di ruangan pertama, kita bisa menyaksikan ruangan yang luas dan diterangi sinar matahari. Di ruangan ini hanya ada stalaktit yang tua dan telah lama mati. Stalaktit ini mati bisa karena factor alam dan factor manusia. Pertumbuhan stalaktit memang butuh waktu bertahun-tahun, dan tangan jahil manusia yang “iseng” menyentuh ujung stalaktit terkadang menjadi salah satu factor yang mematikan pertumbuhan stalaktit tersebut.

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
stalaktit di Goa Rancang Kencono
Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
stalaktit di Goa Rancang Kencono
Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
stalaktit diGoa Rancang Kencono

Ruangan yang kedua, memang terlihat lebih sempit, akan tetapi setelah kami mencoba masuk, ternyata bisa memuat beberapa orang. Di ruangan ini dipercaya banyak orang yang melakukan semedi ataupun ritual tertentu. Ini bisa dilihat dari beberapa sajen yang kami temukan 😉

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
salah satu pintu Goa Rancang

Menuju ruangan ketiga, jalan masuknya semakin kecil. Untungnya saya bawa beberapa anak kecil yang bisa saya suruh masuk duluan ke dalam. Hihihi. Ga nyangka ternyata di dalam ruangan tersebut ada ruang yang cukup besar. Tidak ada yang special di dalam ruang ketiga ini, hanya ada sebuah tulisan di tembok goa berupa “Prasetya Bhinnekaku” dan corat coret tangan jahil.

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
Prasetya Bhinnekaku

Berhubung ruangannya pengap dan di isi oleh kami ber15 orang, alhasil saya buru-buru keluar dari ruangan ke3 tersebut. Takut pingsan gara-gara kekurangan oksigen 😉

Yang menarik, memang cerita guide kami tentang pahatan berbentuk kunci pada dinding goa. Bentuk pahatannya sih kasar, artinya bisa dikerjakan oleh siapapun. Awalnya kami berpikir, wah kok ada yang iseng ngerusak dinding goa nich. Ternyata guide kami malah bercerita kalo pahatan tersebut adalah letak kunci gaib yang konon dipercaya merupakan kunci dari sebuah pintu yang menghubungkan antara Goa Rancang Kencono dengan Gunung Merapi. Benar atau tidak kisah ini, saya tetep harus bilang: Wooow!

Keluar dari Goa Rancang Kencono, di dekat pohon Klumpit raksasa, terdapat goa lain yang jika ditelusuri, kata guide kami, ujung goa tersebut adalah Air Terjun Sri Gethuk. Sayangnya, kami hanya bisa berjalan beberapa meter saja di dalam goa. Lubang goa tertutup reruntuhan batu akibat gempa beberapa tahun yang lalu.

Goa Rancang Kencono Playen Gunungkidul
Goa menuju Air Terjun Sri Gethuk

Setelah puas mblusukkan di dalam Goa Rancang Kencana, perjalanan pun kami lanjutkan ke tempat wisata selanjutnya, yaitu Air Terjun Sri Gethuk. Yuuuks ikut kita berbasah ria 😉

menuju Air Terjun Sri Gethuk Playen Gunungkidul
menuju Air Terjun Sri Gethuk Playen Gunungkidul

Selamat Berpetualang!

Tulisan Terbaru:

Advertisement