Setelah “keberhasilan” saya mblusukkan dari Jakarta ke Taman Safari Cisarua hanya bermodal naek Commuter-Line dan angkot, maka kali ini saya melanjutkan petualangan mblusukkan ke Kebun Raya Bogor. Niatnya sih iseng ajah pengen jalan-jalan.
Dari pengalaman kemaren ke Cisarua, saya sempet liat pintu masuk Kebun Raya Bogor dari angkot. Nah, dalam benak saya, Kebun Raya Bogor punya route ga jauh dari Stasiun Bogor. Jadi saya bayangkan, meski saya ga punya pengetahuan sedikitpun tentang peta Bogor, kayaknya ga terlalu sulit mencapai Kebun Raya Bogor. Pede banget ya? 😉

Awalnya pengen ngajak temen kantor jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor, tapi nampaknya ga ada peminat. Akhirnya, saya menghubungi Chandra, adek kost yang sudah dua bulan di Jakarta gara-gara penelitian skripsi. Ternyata Chandra mau. Ya udah, kamipun langsung janjian di hotel.
Kami naek Commuter-Line dari Stasiun Cikini sekitar jam 11.30, sudah sangat siang buat jalan-jalan ya. Tapi tak apalah. Toh, kami memang berniat menghabiskan hari. Sekitar sejam kemudian kami sampai di Stasiun Bogor. Begitu di pintu keluar, kami langsung bertanya pada penjual makanan di sekitar stasiun, kami harus naik angkot nomor berapa untuk sampai ke Kebun Raya Bogor.
Kami mendapatkan jawaban yang cukup membingungkan, “bisa naek angkot nomor 3 atau nomor 2 mbak?”. “Lha bedanya apa pak?”. Bedanya, kalo angkot nomor 3 ke pintu masuk yang besar. Kalo angkot nomor 2 ke pintu masuk yang kecil. Owhhh #heran. Kalo gitu, kami naek angkot yang nomor 3 yaks?
Ga berapa lama kemudian, kami sudah diatas angkot. Setelah hampir sejam naek angkot muter-muter kota Bogor, bahkan mblusukkan sampai ke pasar Bogor, ternyata kami mau diturunkan di pertigaan dan disuruh jalan kaki menuju pintu masuk Kebun Raya Bogor. Whaaat? Jelaslah saya menolak. Bisa pingsan saya disuruh jalan kaki di siang yang panas!
Untungnya di dalam angkot, ada mahasiswa dari Papua yang sangat baik. Dia memberitahu kami cara bagaimana menuju pintu masuk Kebun Raya Bogor. Ternyata, pintu masuk ke Kebun Raya Bogor itu ada 4. Kalo pas hari libur atau hari minggu memang dibuka semua. Nah, kalo pas hari kerja (kayak pas saya datang) cuma satu pintu yang dibuka. Jadi, kami melanjutkan naek angkot itu lagi, sambil mencari pintu masuk yang buka 😉
Pas lewat depan Istana Bogor, tiba-tiba ajah terpikir dalam otak saya buat masuk ke dalam. Wah kesempatan ini, mumpung di Bogor.
Dengan santainya, kami masuk melalui pintu gerbang Istana Bogor. Tiba-tiba di panggil oleh para penjaga keamanan. “mau ke mana, mbak?”. “mau ke dalam pak”, sambil nunjuk ke Istana Bogor. “ga bisa mbak. Harus pake ijin!”. Hah. Lha itu banyak orang yang berwisata ke Istana Bogor. Kok saya ga boleh? “Mereka pake ijin mbak”. Dan diusirlah kami! ;-(
Hasil ngobrol dengan penjual souvenir di deket pintu masuk Istana Bogor. Ternyata benar, bahwa tidak semua orang bisa berwisata ke Istana Bogor. Rombongan pengunjung yang kami lihat itu berasal dari luar kota dan sudah mengurus ijinnya beberapa hari sebelumnya. Tapi kalo dipikir-pikir buat apa ya dipersusah? Setidaknya khan bisa, dalam sehari dibuat 1 atau 2 kali pihak istana menugasi pegawainya untuk memimpin rombongan tamu yang ingin mengenal sejarah Istana Bogor jauh lebih baik. Bagaimana bisa kita lebih mencintai negri kita, kalo belajar sejarah secara langsung ajah dilarang? Aneh khan negri ini.
Dari depan Istana Bogor, kami naek angkot nomor 2 menuju pintu masuk Kebun Raya Bogor. Kondisinya sepi. Maklumlah, itu bukan hari libur dan jam sudah menunjukkan hampir pukul 2 sore. Kamipun bergegas masuk. Tiket masuknya sebesar 10ribu per orang. Hal pertama yang kami lakukan adalah naek mobil wisata berkeliling Kebun Raya Bogor.
Dari driver mobil wisata inilah kami mendapatkan banyak cerita tentang Kebun Raya Bogor, mulai dari berbagai macam jenis tanaman, dari tanaman yang tertua, tanaman yang terbesar, hingga tanaman yang tertinggi, semua ada di Kebun Raya Bogor.
Ditambah lagi mitos-mitos yang hidup menyelubungi Kebun Raya Bogor missal tentang pohon jodoh, yang mitosnya jika ada laki-laki dan perempuan bertemu di bawah pohon tersebut, akan berjodoh.

Padahal waktu itu, laki-laki yang bersama rombongan kami cuma driver mobil wisata ini. Ga mungkin khan dia jodoh buat kami semua ;-( Di luar mitos tentang pohon jodoh, uniknya sepasang pohon ini meski nampak sama tapi tak serupa. Sepasang pohon ini adalah pohon Beringin dan pohon Meranti. Saya sempat berdebat dengan driver, yang mana beringin dan yang mana meranti. Perdebatan berakhir pada kata, “disini saya guide-nya mbak!”. Owhhh baiklah! #kalem 😉
Mitos yang lain adalah mitos tentang jembatan cinta berwarna merah. Lokasi jembatan merah yang bersebrangan dengan kompleks makam permaisuri Prabu Siliwangi membuat saya sedikit bergidik saat melewatinya. Bukan apa-apa. Meski kondisi Kebun Raya Bogor yang sepi karena waktu itu hari kerja, tapi ternyata pengunjung makam cukup ramai juga. Aroma menyan yang dibakar semerbak memenuhi hingga udara sekitar. Untungnya hari masih siang, kalo waktu itu malam dijamin saya bakalan lari ketakutan!

Mitos yang ada pada jembatan cinta atau jembatan merah ini yaitu jika sepasang kekasih berhasil menyebranginya, maka terkena kutukan akan segera putus.
Kami ditunjukkan juga lokasi yang pernah dijadikan landasan helicopter pesawat George W Bush. Ternyata Istana Bogor juga terlihat lho dari dalam Kebun Raya Bogor, hanya terpisah oleh kolam teratai.
Fyi ajah ya, mobil wisata hanya mengajak kami berkeliling dan ga boleh berhenti di lokasi-lokasi tersebut, kecuali pohon jodoh. Jadi kalo mau ber-narsis ria berfoto, ya kudu rela jalan kaki menuju lokasi tersebut. *siapin kaki anti pegel* ;P
Rombongan kami pun bertemu dengan artis lengkap dengan kru-nya yang sedang syuting di salah satu taman. Kebun Raya Bogor memang sering digunakan untuk pembuatan video klip beberapa artis. Saya ingat dulu Krisdayanti dan Padi juga memiliki video klip yang berlokasi di Kebun Raya Bogor.
Totally, buat saya, Kebun Raya Bogor adalah tempat wisata dan tempat edukasi menyenangkan yang murah meriah.
Saya sendiri ga terlalu paham tentang kehidupan botani. Meski beberapa tanaman, saya mengenal langsung karena memang tumbuh di lingkungan sekitar. Misal saya sangat terpesona pada pohon Ketapang yang tumbuh menua di dekat sungai. Pohon ketapang ini nampak seksi pada saat meranggas. Uniknya, karena tanaman ini sudah sangat tua maka memiliki akar bergelombang yang sangat besar. Pokoknya keren banget!

Selain itu, Kebun Raya dan Istana Bogor sangat menarik karena memiliki nilai sejarah, orang-orang yang pernah hidup disana adalah orang-orang yang kisah hidupnya sedari kecil saya baca dalam buku-buku sejarah, semisal Raffles ataupun Soekarno. Silahkan baca sejarah Kebun Raya Bogor versi om wiki disini.
Kekurangan dari Kebun Raya Bogor adalah terlalu banyak pasangan yang berpacaran di bawah pohon rindang atau di semak-semak. Pemandangan seperti ini sangat mengganggu mata dan tentunya image dari Kebun Raya Bogor. Padahal, ada banyak petugas resmi dari Kebun Raya Bogor yang hilir mudik ber-patroli keliling Kebun Raya, tapi yang lagi asyik berpacaran, cuek ajah tuh. Dunia serasa milik berdua kali yeee!
Kadang saya juga heran, anak muda jaman sekarang kok suka ya pacaran di tempat yang wingit kayak gitu? Kalo ga takut sama dhemit penunggu pohon-pohon tua itu, minimal takut sama Tuhan-lah! iya khan? #kalemtanpaeh
Setelah kaki-kaki kami lelah dan tak sanggup lagi berjalan lebih jauh. Kami pun segera pulang dari Kebun Raya Bogor. Sebelumnya, saya dan Chandra menyempatkan diri naek angkot ke daerah Gedung Dalem. Berburu asinan Bogor buat oleh-oleh pulang ke Jogja.
Acara jalan-jalan di Bogor pun berakhir dengan kami yang lari-lari kehujanan di stasiun Bogor. Benar-benar menyenangkan 😉
Selamat Berpetualang!
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
hehe, memang bgtu atran maennya mba, tdk bsa smbrngan krna istna bgor kn sering dpkai untk rapat2/pertmuan pmrintah pusat.. sma ja kalo qta mau ke keraton jogja ato solo kn gk bsa smbrngan msuk to.. kalo mau dtng sja stp bln juni, krna rutin ada acra istana open untk mememperngati hut kota bogor..
padahal ga pengen masuk lhooo. cuma pengen photo di depan istana ajah. tetep ajah dilarang. hiks ;-(
sudah ku tanyakan ke teman yg kerja di pemkot bogor, ternyata ga menerima individu, hanya rombongan 😉
Kendaraan Pribadi Usahakan hari kerja, agar bisa membawa mobil masuk ke kebun sangat luas ini. Dari arah Jakarta, gunakan tol Jagorawi dan keluar Bogor. Belok ke kanan pada pertigaan lampu merah Terminal Baranang Siang, melewati tugu kujang, lurus, menyusuri jalan samping Kebun Raya sampai anda menjumpai pintu masuk.