Kedai Mama Eyang di Yogyakarta buka sejak 12 Desemberr 2012, terhitung rumah makan baru di tengah belantara rumah makan di sepanjang Jalan Kaliurang. Lokasi tepatnya Kedai Mama Eyang yaitu di Jalan Kaliurang Km.5,2 Yogyakarta. Buka tiap hari dari jam 11.30 WIB sampai jam 21.00 WIB.

Pertama masuk, saya suka dengan atmosfer yang ditawarkan. Benar-benar terasa homy banget! Ruangannya tidak terlalu besar, tapi ditata secara apik.
Berhubung ini pengalaman pertama mencoba kuliner di Kedai Mama Eyang, pilihan makanan yang saya buat cukup acak. Yuks, kita bahas satu per satu 😉

Nasi Sop Buntut Bumbu Rempah. Seporsi harganya 25ribu. Saya itu penggila Sop Buntut. Jadi, tiap makan Sop Buntut, saya punya ekspektasi yang sedikit berlebihan. Dengan harga 25ribu, harusnya saya dapat sop buntut yang enak, di Jogja. Ini pendapat saya pribadi lho. Di Kedai Mama Eyang, ekspektasi saya belum terpenuhi. Ada sesuatu yang kurang dalam taste-nya. Rasanya, saya bisa dapat yang lebih enak, dengan harga yang lebih murah di tempat lain. Begitulah.

Nasi Campur Paru Bumbu Ketumbar. Seporsi harganya 23ribu. Taste-nya enak, hanya saja paru-nya alot dan porsinya sedikit. Huehehe.

Es Teh Leci. Segelas harganya 11ribu. Penyajiannya dalam gelas besar berisi teh dan buah leci. Meski jujur, saya akui pilihan teh-nya enak. Tapi sungguh, ini minuman yang tergolong mahal karena saya hanya mendapat dua butir buah leci. Duh!

Es Teh Lemon Serai. Segelas harganya 7ribu. Kalo kalian ke Kedai Mama Eyang, pesen deh minuman ini. Recommended! Enak banget 😉

Pisang Goreng Kayu Manis. Seporsi harganya 13ribu. Dari seluruh makanan yang saya coba, ini adalah menu yang paling saya suka. Enak dan bikin kenyang. Recommended banget!
Kelebihan dari Kedai Mama Eyang. Dari beberapa menu yang telah saya coba, saya paling suka dengan kudapan dan minumannya. Teh-nya benar-benar enak! Atmosfer yang ditawarkan boleh juga, meski kadang saya tetep sebel sama yang merokok di dalam ruangan.
Kekurangan dari Kedai Mama Eyang adalah harga-nya. Harganya tidak bersahabat buat kantong mahasiswa. Buat sekali-kali sih boleh juga. Tapi kalo saya makan tiap hari di sini, kayaknya saya bakal cepet bokek. Huehehe!
Overall, minus harganya yang lumayan mahal, sebenarnya Kedai Mama Eyang bisa dijadikan sebagai alternative wisata kuliner di Jalan Kaiurang. Saya ajah tetep pingin balik ke rumah makan ini lagi buat nyicipin kudapan yang lain dan secangkir teh ala Kedai Mama Eyang sambil menghabiskan sore bersama teman-teman. Tentunya, wajib bawa sangu yang lumayan banyak 😉
Happy Culinary!
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
Halo, saya mau share tulisan tentang Kedai Mama Eyang, ya… matur nuwun, masukannya dan bagi-bagi good news untuk kuliner Jogja, Mbak Pacarkecilku 🙂
-Eira Prameswari-
monggo mbak ;D
Semua ada di meja keri nyaplok 🙂 hehehe. wis suwi ra mampir ning kene mbakyu 🙂
huehehehe, begitulah ;D