Sekitar pertengahan September yang lalu, saya diajak teman untuk mencoba tempat kuliner baru di tengah kota Jogja. Namanya Frank Wurst. Alamat lengkapnya di Jalan Sabirin no.22 Kotabaru Yogyakarta.
Bagi yang bukan penduduk local Jogja dan bingung mencari alamat ini. Coba cari saja, Omah Mode. Frank Wurst memang berada satu space dengan Omah Mode. Kalo masih bingung juga, coba cari saja alamat Perpustakaan Jogja atau Dinas Pariwisata Kota Jogja, nah Frank Wurst Resto berada di sampingnya.

Saya sendiri, sangat jarang ke Omah Mode, tapi termasuk yang rajin pinjem buku di Perpus Kota Jogja. Makanya sedikit banyak mengerti lingkungan di sana. Seingat saya, dulu memang ada tempat kuliner di lokasi tersebut, tapi saya lupa namanya karena ga pernah mencoba. Seiring waktu, mungkin karena kurangnya peminat, tempat kuliner yang lama tutup. Dan sekarang berganti menjadi Frank Wurst.
Saya termasuk orang yang senang mencoba hal baru, termasuk mencoba kuliner baru. Jadi memang alasan mencoba ber-kuliner di Frank Wurst Resto, ya karena tertarik dengan tempat baru. Selain itu, meski baru buka awal September ini, Frank Wurst termasuk tempat kuliner yang ramai. Mitos yang ada, “tempat makan yang ramai, biasanya enak!” 😉
Wurst berasal dari bahasa Jerman yang berarti sosis. Jadi bisa dipastikan, menu andalan resto ini adalah aneka makanan dengan bahan utama yaitu sosis. Frank Wurst sendiri lebih berasosiasi sebagai jajanan sosis di Jerman. Konon sich, di Jerman, sosis termasuk penganan yang biasanya banyak dijual di pinggir-pinggir jalan atau kaki lima. Yah saya bayangkan, barangkali kayak cilok atau gorengan yang banyak dijual di pinggiran jalan itu kali yeee!

Menu pilihan kami jatuh pada: Nachos, Tuna Salad, Beef Cheese, Veal Bratwurst, Lamb Marquesh, Lemon Tea Iced, Coffee Flav. Moccha, dan Coffee Flav. Vanila.
Untuk makanan pembuka, saya pilih nachos dan tuna salad. Nachos-nya memang lebih enak jika dimakan dalam keadaan hangat. Jika sudah dingin, kenikmatannya berkurang. Seporsi nachos harganya 20ribu. Sedangkan seporsi Tuna Salad harganya 18.500. Tuna Salad ala Frank Wurst Resto ternyata porsinya lumayan besar. Pas buat dimakan bertiga. Mantephlah!


Untuk menu utama, pilihan saya jatuh pada Beef Cheese. Saya pilih ukuran female dengan harga 43ribu seporsi. Meskipun ukurannya female, tapi dibandingkan menu pilihan teman-teman yang lain, Beef Cheese ini porsinya paling besar. Kalo kalian penyuka cheese pasti akan ketagihan makan yang ini, soalnya cheese-nya bener-bener terasa di lidah. Recommended!

Si Dika pesen Lamb Marquesh ukuran male. Diantara semua sosis yang saya coba, kayaknya Lamb Marquesh yang paling enak dech. Sayangnya harganya lumayan mahal, 55ribu seporsi. Mahal dan porsinya paling kecil. Masa’ dibandingkan dengan menu pilihan saya yang porsi female, Lamb Marquesh ukuran male kalah besar. Emang ya, makanan enak itu porsinya pasti lebih kecil *kunyah pelan-pelan sedikit demi sedikit* ;-(

Menu pilihan Pink yaitu Veal Bratwurst. Untuk seporsi Veal Bratwurst ukuran female, harganya 40ribu. Porsinya lumayan, meski ukurannya ga sebesar Beef Cheese ukuran female, tapi setidaknya lebih besar dari Lamb Marquesh ukuran male. Veal adalah sosis yang terbuat dari daging sapi muda. Rasanya empuk dan nyesss 😉

Untuk minuman, kami memilih yang standar saja: Lemon Tea Iced seharga 9ribu, Coffee Flav. Moccha seharga 12ribu dan Coffee Flav. Vanila seharga 12ribu.


Overall, hampir semua menu yang ditawarkan Frank Wurst Resto sangat menggoda buat dicoba bagi kalian penyuka makanan, khususnya buat penggila sosis. Selain suasana yang ditawarkan sangat oke, taste makanan patut diacungi jempol. Sayangnya, karena terlalu banyak peminat, kadang agak susah mencari tempat duduk yang okeh. Selain itu, pada jam makan, ramainya pengunjung membuat pelayanan cukup lambat.
Totally, kami menghabiskan sekitar 210ribu untuk semua makanan. Harga makanan di Frank Wurst memang membuat saya merogoh kocek cukup dalam, alias mahal! Tapi saya ga nyesel, antara taste dan harga memang sebanding kok. Pokoknya kalian rugi banget, ga nyobain makan di sini 😉
Selamat Berkuliner!
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
Bikin lapar ni mas..
selamat menikmati..
selamat menikmati ;D
harga emang sebanding sama rasanya, tapi ya itu kalau lagi rame jadi lambat pelayanannya
setujuhhhh 😉
waaah kayaknya lezat banget ituu beef cheesenyaaa >.<
nanti kalo ke jogja saya mau kesana ah…
eh mau nanya dong, di frank wurst ada wifi nya ya? soalnya di foto ada mas2 lagi buka laptop.hehe
makasih sebelumnya 🙂
sepertinya ada, saya agak lupa. maaf. huehehe ;D
monggo bisa main juga ke tempat kita kakak, restoran yang bisa menyatukan dunia
WorldFood Resto, One World One Resto
Jalan Nologaten No. 252 B, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
untuk lokasi lebih jelasnya bisa lihat petanya di http://on.fb.me/ZMZzaN