Beberapa waktu yang lalu, kami menyempatkan diri buat ngopi di Serafin Coffee & Patisserie. Letaknya ga jauh dari tempat saya tinggal. Di daerah Kranggan, dekat Dagadu yang disampingnya ada Asrama Lampung. Tepatnya di Jalan Pakuningratan no. 40 Yogyakarta, di depan Diana Musik.

Serafin Cafe menempati bangunan Belanda yang masuk sebagai salah satu cagar budaya di Jogja. Tempatnya sangat cozy dengan tanaman-tanaman yang sengaja diletakkan agar café terasa teduh. Cafe ini secara resmi baru dibuka 1 Juni 2012 yang lalu. Awalnya saya dan teman penasaran karena pas grand openingnya sempat jadi trending topic di Timeline seputar Jogja. Alhasil, beberapa hari sebelum puasa, saya dan temen sengaja janjian buat ngopi di sini.
Serafin Coffee & Patisserie saya kategorikan sebagai café modern karena menu kopi yang jadi pilihannya memang kopi modern yang telah di modifikasi seperti Capucinno, Hazelnut Latte, dan semacamnya. Serafin salah satu café yang selalu menyajikan cake yang sedang popular, seperti Rainbow Cake dan Red Velvet.


Karena saya bukan penyuka Rainbow Cake, pas dateng ke café ini memang sengaja buat nyobain rasa Red Velvetnya.
Red Velvetnya disajikan dengan potongan yang lumayan tebal, dengan warna yang merah darah. Pas makannya saya jadi inget sepotong darah ayam yang digoreng, saren! Huehehe 😉

Yang khas dari Red Velvet ala Serafin Café adalah cream cheese nya yang lumayan tebel. Red Velvet ala Serafin Café tidak disarankan bagi yang tidak doyan cheese dan atau sedang dalam program diet 😉 Tapi bagi penggila cheese, red velvet ala Serafin Café sangat direkomendasikan untuk dicoba, manteph banget! Rasa cheese nya sangat sepadan dengan harga yang ditawarkan, sekitar 25ribu seiris.

Info dari teman, Serafin Coffee & Patisserie sebenarnya sudah lebih dulu buka di Semarang sekitar tahun 2011. Tapi memang yang paling heboh adalah Serafin Coffee & Patisserie di Jogja. Mungkin karena di Jogja banyak anak muda yang hobby nongkrong, banyak acara radio yang diadakan di café ini, plus banyak blog yang mengulasnya 😉
Sebagai tempat nongkrong anak muda, café ini buka setiap hari, dari jam 15:00 sampe jam 23:00 WIB dan pas weekend dari jam 15:00 sampe jam 01:00 WIB. Di café ini, kita wajib membayar terlebih dahulu semua pesanan, barulah bisa menikmatinya.

Kekurangan dari tempat ini cuman satu, untuk ukuran Jogja, menu yang ditawarkan cenderung tergolong mahal. Misal, untuk sepotong Red Velvet dan segelas Capucinno, saya mesti mengeluarkan uang 50ribu, dan cuman mendapat kembalian 2ribu buat bayar parkir. Huaha! Bisa cepet kere, kalo saban malam ngopi di sini.

Tapi lepas dari semua “kemahalannya”, tempat ini adalah salah satu tempat yang sangat layak dicoba buat nongkrong bareng teman-teman.
Berminat Mencoba?
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak