Warung Pecel Pincuk milik Bu Ndari ini salah satu lesehan favorit saya di Jogja. Terletak di Jalan Kaliurang utara pasar Kolombo. Kalo kalian datang dari arah selatan, lokasi warung pecel ini ada di sebelah kiri. Tempatnya agak kecil, jadi mungkin tidak terlihat kalo baru pertama kali mencarinya.
Namanya juga lesehan, umumnya buka jam 4an sore dan tutup setelah habis. Saya suka banget makan di sini karena menurut saya di Jogja jarang banget ada yang jual nasi pecel yang enak di malam hari dan dekat dengan tempat saya tinggal.
Yang khas dari pecel pincuk ini ada kembang turi pada campuran sayurannya, plus peyek kacang tanah dan tempe goreng. Meski porsinya masih dalam ukuran jumbo, tapi saya akui porsi saat ini sudah berkurang banyak dibandingkan pertama kali makan di sana, sekitar dua tahun yang lalu.



Dulu yang membuat saya selalu kembali ke warung pecel ini adalah bumbunya yang cukup pedas untuk lidah saya yang sumatera. Tapi rupanya harga cabe yang sempat melambung setahun lalu, membuat ibu pemilik warung pecel ini mulai mengurangi “cabe” pada racikan bumbunya. Meski begitu, pecel pincuk ini tetap favorit bagi lidah saya.
Biasanya saya pesan seporsi pecel pincuk lengkap ditambah sate daging dan segelas jeruk panas. Untuk semua yang saya pesan, saya cukup membayar sebesar 10ribu. Harga yang cukup murah jika melihat porsinya. Mungkin karena saya selalu makan enak di malam hari, makanya lama-lama badan saya melebar juga. Huahaha. Itu kan nikmatnya tinggal di Jogja š
–Selamat Mencoba–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
Ning Malioboro kemarin nyobain Pecel Madiun, maknyus tenan. Nasi ajah cukup nemewu š
tapi rasa ne bedo mas, pecel khan enak ato ga. tergantung bumbu ne. iki pecel-e wong jawa timur. kalo yang di malio khan pecel-e wong Jogja š lagipula ini 10ribu wes nasi pecel porsi besar + tempe goreng + peyek + sate daging + jeruk anget. jadi nek menurut ku sich wes klop!
Tapi kan tulisane Pecel Mediun mbak, jawa timur juga kan? Btw saya punya usul nih. Mungkin di bagian akhir disertakan alamat lengkap tempatnya mba. Jadi yang baca artikel pas ke Jogja bisa langsung set set sampe di TKP š
nama lengkap nya Warung Pecel Pincuk Madiun Bu Ndari di Jogjakarta.
Kalo memang baca postingan ini, di baris pertama dan kedua, tertulis begini:
Seperti pada umumnya lesehan di Jogja, lesehan ini ga punya alamat yang jelas dan tetap. Semenjak saya jd pelanggan, lesehan ini dah 2 kali pindah tempat. meski tidak terlalu jauh. Yang pasti ya masih daerah utara pasar Kolombo, karena si ibu ndari pemilik lesehan rumahnya di sekitar sana.
Berhub. Bapak saya orang Jawa Timur, maka selera makan saya ya lebih condong ke pedas. Buat saya yg lebih dari 10tahun tinggal di Jogja, jarang banget nemu pecel kembang turi yang berbumbu maknyuzzz di Jogja ini. Hanya dalam hitungan tangan. Dan lesehan ini salah satu nya. Tentu nya dengan harga yg murah. Begitu mas.
Maksudnya nasi pecel ajah cukup nemewu wae