Setelah 3 hari mblusukkan di Bromo dan ga mandi. Huehe! 😉 Yang terpikir di otak saya cuma pulang, pulang dan pulang.
Tapi temen saya, Pak Asroffi, dia keukeuh maksa harus sampe ke Porong, Sidoarjo buat ngeliat Lumpur Lapindo.

Saya sendiri udah beberapa kali liat lokasi Lumpur Lapindo, tapi belom pernah ber-foto disini. Duwhhh jadi ngerasa bersalah banget photo di atas penderitaan banyak orang yang rumah dan kampungnya tenggelam ;-( Rasanya kayak ber-wisata bencana.

Lumpur Lapindo adalah kerusakan alam yang disebabkan karena keserakahan manusia. Pengeboran gas yang dilakukan oleh perusahaan milik Bakrie, salah seorang konglomerat Indonesia, yang menyebabkan ribuan warga Sidoarjo harus kehilangan rumah, pekerjaan, bahkan kampung mereka.
Kasus ini sampai hari ini belum terselesaikan. Ironisnya, pemerintah akhirnya menyatakan Lumpur Lapindo sebagai bencana alam, konsekuensinya pemerintah harus menanggung semua beban negatif dari kejadian ini. Padahal banyak pakar dari negara lain menyatakan bahwa kejadian ini murni kesalahan manusia.

Lokasi Lumpur Lapindo yang terletak di jalan tol Surabaya-Gempol membuat lokasinya gampang dicapai tapi sekaligus sulit didatangi. Jalan Tol Surabaya-Gempol merupakan salah satu jalan yang teramai. Susah rasanya memotong jalanan padat hanya untuk menyebrang berfoto di atas dinding-dinding buatan penahan luapan lumpur.
Tapi itulah yang kami lakukan, mblusukkan memotong jalan tol Surabaya-Gempol yang waktu itu padat merayap dan naik ke dinding-dinding penahan lumpur. Untungnya ada beberapa tukang parkir disana, yang mau membantu mencarikan jalan untuk menyebrang.
Jadi, setelah membayar biaya retribusi kepada petugas. Kami berfoto dan mendengarkan cerita dari bapak-bapak yang kami temui disana. Beberapa teman malah membeli video tentang Lumpur Lapindo. Eh ada cerita yang lucu lho disini? Bapak-bapak di sini melarang kami berfoto ber3. Huaha, pamali katanya!
Bapak-bapak yang kami temui menawarkan jadi guide jika kami mau berkeliling melihat seberapa luas kampung yang ditenggelamkan oleh Lumpur Lapindo. Sayang, karena hari kian sore dan hujan, kami pun batal berkeliling Lumpur Lapindo dan memilih untuk segera pulang ke Jogja. Perjalanan masih begitu jauh untuk sampai ke rumah. Selamat Jalan-Jalan!
*ini adalah dokumentasi acara Touring Team Sambang Alam ke Bromo pada tanggal 8,9,10 Oktober 2010 yang lalu. Maaf, baru bisa di upload ke blog 😉
–The End–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak