Pertama kali makan di tempat ini, sekitar akhir tahun 2011. Yang saya inget, waktu itu di Jogja lagi heboh “Haunted House Festival” di daerah Babarsari. Waktu itu Mushiro baru beberapa hari buka. Sengaja kami berempat janjian makan siang di Mushiro sambil menunggu sore buat ikutan maen “Haunted House Festival”.
Di Jogja sendiri ada beberapa makanan Korea yang sering kami coba, semisal Silla Resto di ring road utara, atau Dae Jang Geum Resto yang ada di jalan Palagan. Tapi kali ini iseng-iseng pengen makan di warung makan yang cocok buat kantong mahasiswa 😉
Awalnya saya kebablasan beberapa kali pas nyari Mushiro di jalan gejayan (jalan Affandi). Maklumlah, Mushiro itu terletak di lokasi yang hampir tak terlihat mata, kalo kalian ngebut, tempat ini “susah” terlihat pas siang hari. Saya sarankan kudu pelan-pelan lewat sini. Kecuali malam hari, ada plang dengan lampu yang cukup terang bertulis “Mushiro”.
Kalo ingin makan di sini lebih gampang jika terlebih dulu mencari Indomart dekat Mirota Gejayan. Nah Mushiro terletak di sebrang jalan Indomart. Seinget saya, sebelum jadi tempat makan “Mushiro”, lokasi tersebut dulunya adalah toko sepatu/baju. Jadi ya memang tempatnya kecil, hanya memuat sekitar 4 meja makan dengan beberapa kursi. Selain itu, lokasinya agak susah buat parkir mobil.
Bicara tentang menu, saya sudah pernah nyobain semua menu di sini 😉 Eits, tenang dulu! Saya bukan penggila makanan Korea. Tapi kalo diajak makan, sik asik ajah sich. Huehehe.
Untuk nama-nama makanannya, jujur saya ga ngerti banget. Maklumlah, saya itu dudulz banget soal Korea. Tapi karena teman-teman penggila Korea. Mereka-lah yang biasanya pesan makanan. Saya tinggal melahap saja. Beberapa menu yang bisa saya tuliskan di sini, seperti Bullgogi, Bibimbap,Tteokbokki, Ramen, Kimbab, Toppoki, Kimchi, dan yang semacamnya 😉
Untuk masalah harga, makanan di Mushiro berkisar antara 15ribu sampai 27ribu seporsi. Untuk minumannya sekitar 3ribu sampai 8ribu seporsi. Ga terlalu mahal khan? Nah soal rasa, sesuai dengan slogannya “Resep Korea, Lidah Indonesia” makanan di sini, namanya ajah Korea, tastenya Indonesia. Huehehe. Aneh yaks?
Namanya juga makanan, emang sich kudu cocok-cocokan sama lidah. Ada beberapa temen yang suka banget makan di sini. Ada juga yang enggak selera. Yah wajar ajalah. Yang ga wajar itu, kalo untuk makanan dengan harga 15ribu masa’ berharap dapet taste yang sama dengan resto yang menjual porsi makanannya sampe ratusan ribu. Makanya saya menyebutnya, soal taste sebandinglah dengan harga yang kita bayar. Kalo mau dapet taste yang jauh lebih enak, maka pergilah ke resto yang jauh lebih mahal 😉 Adil khan?
Selain harga yang murah, datang ke Mushiro kita akan di suguhi suasana K-pop mulai dari majalah, poster, lagu, bahkan sampai tipi yang isinya cuma video klip artis Korea. Kalo kalian penggila Korea, tempat ini cocok banget. Tapi kalo kayak saya yang ga ngerti, yah cuma bengong doang. Huahaha.
So far, buat saya yang hobby kuliner tempat ini layak kok di kunjungi, apalagi lokasinya dekat dengan kampus Sadhar. Seru banget, tiap pulang kuliah makan rame-rame di sini sambil nggosip. Barangkali itu yang bikin kangen ya, makan sambil bercanda sama temen-temen kuliah 😉 Uhuk! *kangen*
Selamat Mencoba!
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
pacarkecilku 