Di Jogja ada dua bioskop yang terkenal, pertama yang di Amplaz, yaitu Cinema 21. Kedua yang di jalan Solo, yaitu XXI Empire. Meski nama resminya adalah XXI, tapi warga Jogja lebih familiar dengan menyebutnya Empire. Dulu, beberapa tahun yang lalu, pas saya jaman SMP, memang bioskop nya bernama Empire. Pernah mengalami kebakaran hebat yang meluluhlantakkan semua. Saya ga tau ceritanya, apakah peristiwa kebakaran tersebut memakan korban atau tidak, tapi selama bertahun-tahun kemudian, saya hanya melihat bekas gedung bioskop yang tak terurus.
Sampai beberapa tahun yang lalu, bekas gedung bioskop Empire tersebut disulap menjadi bioskop baru bernama XXI. Rasanya sejak itu, XXI Empire menjadi pusat kumpulnya anak muda Jogja, termasuk saya dan teman-teman 😉

Agenda nonton bareng pun selalu ada tiap minggu, kadang dengan teman kuliah, kadang dengan teman prajab, kadang teman kost, dan teman-teman yang lainnya. Biasanya setelah nonton bareng, acara dilanjutkan dengan kuliner ke beberapa tempat.
Pernah kemaren kebagian tiket yang cukup malam. Kami perlu menunggu satu jam lebih hingga pilem yang kami mau nonton di putar. Acara menunggu-pun akhirnya di isi dengan menjajal kuliner yang ada di XXI Café.
Kami memesan Spagheti, Crispy Fish Burger, Blue Ocean, Ice Capucinno with extra jelly.

Spaghety Bolognaise nya enak, sayangnya porsinya sedikit. Crispy Fish Burger-nya enyak banget, sayangnya pesanan lama banget dihidangkan. Burgernya malah sampe diantar ke dalam theater, saking ga dateng-dateng dan pilem dah mulai ;-(

Pas menunggu hidangan, kami sengaja duduk ga jauh dari bartendernya, maksud hati biar makanan cepat disajikan. Tapi ternyata tetep menunggu.
Kelebihannya, café nya sangat lumayan buat nongkrong. Selalu ada band yang menghibur di panggung. Meski outdoor, lokasinya lumayan luas, jadi bisa buat rame-rame sambil ber-hahahihi.

Kekurangannya, karena outdoor, jadi ga asyik kalo hujan. Lebih ga asyik lagi kalo band nya nyanyi lagu-lagu yang saya ga ngerti. Selain pelayanannya yang lambat, kekurangan lainnya adalah harga makanan di sini mahal-mahal!

Apakah saya mau lagi makan disana? Kayaknya iya kalo terpaksa dan ada yang bersedia jadi volunteer penyumbang dana. Kalo ga ada, mending makan di tempat lain ajalah!
Selamat Berpetualang Kuliner 😉
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
ane belum pernah coba datang ke cafe ni, dulu pernah niat tapi ga jadi. kalo dari luar sih keliatannya suasananya enak. tapi benar apa kata ente sist, kalo ujan pasti ribet banget tuh. hehe
yeap! datanglah di musim kemarau, seperti saat ini 😉