Setelah mblusukkan ke Waduk Mrica Banjarnegara, perjalanan kami lanjutkan menuju Kebumen. Daerah Kebumen selain terkenal dengan pantai Ayah, juga terkenal dengan wisata goa, goa-goa di daerah ini masih satu rantai dengan goa karst yang ada di Gunungkidul dan Pacitan, jadi jangan ngaku pencinta alam kalo belum pernah mblusukkan ke Goa Petruk π
Hal pertama yang kudu dicari adalah gapura Selamat Datang di kompleks wisata Pantai Logending-Goa Petruk-Goa Jatijajar.
Dulu pas jaman SMA, saya sudah pernah mblusukkan di Goa Jatijajar, ke pantai Logending (Ayah) pun sudah pernah, nah yang belum pernah cuma mblusukkan ke dalam Goa Petruk. Semangaaattt!

Dari gapura kami lurus masuk perkampungan, lalu belok kanan, dari situ nanti kita ambil arah ke pegunungan batu karst. Di beberapa tempat ada penunjuk arah kecil menuju Goa Petruk, atau jika kalian tersesat bisa bertanya pada warga lokal yang umumnya ramah dan baik hati π
Goa Petruk masuk wilayah administratif dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Goa ini terletak sekitar 4,5 km dari Goa Jatijajar yang lebih dulu terkenal sebagai kawasan wisata.
Setelah membayar biaya retribusi, kami diperbolehkan menitipkan tas dan barang berharga di kantor petugas. Setelah berbincang-bincang sebentar dengan petugas, kami pun minta ditemani seorang guide untuk mblusukkan ke dalam goa.
Sempet tanya sama petugas yang berjaga, kenapa namanya Goa Petruk, konon dulu ada batu yang bentuknya kayak hidung petruk di dalam goa. Makanya namanya Goa Petruk, tapi itu dulu. Sekarang batu itu sudah tidak ada lagi, gitu kata petugasnya. Sedih ya? Kata mbah gugel, ulah Belanda menambang phosfat menyebabkan hidung petruk yang jadi logo dari goa ini putus dan sekarang udah ga ada lagi ;-( Selain itu, mbah gugle bilang Doktor Koo, seorang pakar goa dari luar negeri menyebut Goa Petruk sebagai goa terindah di seantero Nusantara. Bangga khan?
Mengawali acara mblusukkan ini kami harus menaiki tangga sejauh 250 meter untuk menuju mulut Goa Petruk. Huft lagi-lagi saya mesti naek tangga!
Di kiriΒ tangga ada sebuah air terjun dan sendang yang airnya adeeem π Air sendang ini berasal dari sungai yang ada di dalam goa, rupanya lokasi air terjun ini jadi tempat muda mudi pacaran π

Setelah menaiki beberapa anak tangga, sampailah kami di mulut Goa Petruk. Di situ kami sudah di tunggu oleh Pak Sukar, guide yang akan menemani kami mblusukkan di dalam goa π
Oleh Pak Sukar, kami di pinjami sandal, karena katanya mblusukkan di dalam Goa seharusnya dengan sepatu khusus, bukan nyeker kayak kami π *nyengir*
Selain itu karena goa begitu panjang dan tak ada lampu, maka Pak Sukar menyiapkan kami sebuah petromaks! *nyengir lebih lebar* seumur hidup saya, baru ini saya mblusukkan ke dalam goa pake petromaks.
Trus jangan lupa pake celana pendek ya π mblusukkan di dalam Goa Petruk kudu siap basaaahhh!
Info dari Pak Sukar, panjang Goa Petruk sekitar 750 meter, sampai titik tertentu mblusukkan di dalam goa ini kami kudu merangkak, dan ujung dari goa menuju ke pantai Ayah. Wuiiih keren!
Ohiya, goa ini masih alami banget lho. Umumnya yang datang kemari adalah pecinta alam, soalnya butuh keberanian buat mblusukkan ke dalam Goa Petruk π *pamer* Rugi kan, udah jauh-jauh datang cuma clingak clinguk di mulut goa? Kata guide kami, pemda udah berinisiatif membangun Goa Petruk jadi kayak Goa Gong dan Goa Tabuhan di Pacitan, tapi di demo oleh pecinta alam, wah saya setuju banget nich! Jangan sampe Goa Petruk bernasib sama dengan goa-goa di Pacitan yang jadi korban komersialisasi itu!
Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I yaitu goa di ruang awal yang dekat dengan mulut goa. Di bagian ini, terdapat ruang besar yang atapnya dipenuhi kelelawar yang berterbangan ke sana kemari dan tanah yang kita injak benyek penuh dengan kotoran kelelawar dengan bau yang ga sedap. Huft *susah nafas*
Masuk lebih dalam, kami melihat ada banyak stalagtit keren yang mengingatkan saya pada beberapa goa karst di Gunungkidul.

Ciri khas goa di Indonesia, ada banyak sendang yang air nya dipercaya bikin awet muda dan enteng jodoh π *ngakak*
Nah di bagian pertama mblusukkan ke dalam goa ini, kami melihat ada dua pagar yang kata bapak guide, baru dipasang oleh pemda tapi sudah di protes para pecinta alam π ya iyalah, pagarnya bikin acara mblusukkan ke dalam goa jadi ga keren!
Bagian kedua atau di lantai II dari goa ini dinamakan Goa Semar. Dinamakan Goa Semar, karena terdapat batu sangat besar yang bentuknya persis mirip dengan Ki Lurah Semar dalam tokoh Punakawan.
Di dalam Goa Semar, kami ditunjukkan oleh guide, stalagtit dan stalagmit yang bentuknya sangat banyak dan sangat aneh. Mulai dari Batu Semar, Batu Berdasi, Batu Gajah, Batu mbah Jenggot, Batu Otak, Batu Kura-Kura, Batu Harimau Kumbang, ada juga batu yang mirip tempat tidur, batu yang mirip lumbung padi, batu yang mirip kuburan, batu yang mirip buaya, yang paling bikin saya degh-degh-an batu yang mirip pocong ;-(

Sayangnya saya ga bisa mengabadikan semua batuan yang ada di dalam goa. Susah ambil foto di dalam goa. Kalo pake blitz jadi terlalu terang, kalo ga pake blitz malah gambarnya ga keliatan. Uap air yang terbawa udara kadang membuat lensa kamera jadi basah. Belum lagi jalan yang sempit dan basah, kudu membuat saya hati-hati berpijak agar tidak tergelincir. Wah bisa benjut!
Kekurangannya lagi, kami cuma punya satu petromaks buat ber-12 orang yang berjalan di dalam goa. Kalo guide ada di depan, kami yang dibelakang terseok-seok mengikuti dalam gelap gulita ;-(
Sekitar mblusukkan 350 m kami bertemu dengan sebuah sendang, yang katanya bikin awet muda (lagi)? Wah wah, kalo tiap sendang bikin awet muda, keluar dari goa, kami bisa jadi bayi π
Ada aksi gila dari Pak Nardi yang pengen awet muda, untuk membuktikan khasiat air sendang, dia nyebur ke dalam goa. Huaha!

Selain itu, kami juga ditunjukkan sebuah stalagtit dan stalagmit yang konon diabadikan di salah satu serial perangko. Sayangnya saya ga pernah liat gambar perangko tersebut, jadi tidak bisa mengambil gambar dengan gaya yang ada di dalam perangko ;-( adakah dari kalian yang punya perangko bergambar Goa Petruk?

Batuan yang paling ujung di dalam Goa Semar, ternyata yang paling terkenal dan yang jadi salah satu alasan bapak-bapak anggota team touring Sambang Alam pengen mblusukkan ke tempat ini, yaitu Batu Payudara atau biasa juga disebut batu susu.
Acara mblusukkan kami akhiri paling jauh sampai ke Batu Payudara saja, setelah itu kami kembali ke mulut goa, yah kira-kira mblusukkan 350 meter. Sempet ketemu dengan beberapa pecinta alam yang berniat mblusukkan sampai ujung goa, yaitu menuju ke pantai Ayah sambil merangkak.
Kesimpulannya, mblusukkan ke Goa Petruk menyenangkan. Jika kalian sempat, mblusukan lah kesana. Kalo belom pernah mblusukkan, coba saja kayak kami, nyewa guide. Jangan takut, orang kayak Pak Sukar itu sudah 25 tahun jadi guide di Goa Petruk. Ditanggung aman!

Sedihnya, sampai sekarang Pak Sukar masih honorer, belum diangkat jadi PNS, dari pak Sukar juga kami baru tau kalo UMR Kebumen itu ga terlalu besar ;-(
Pulang dari mblusukkan di Goa Petruk, acara kami akhiri dengan makan bebek goreng yang yummy crispy π

Tak lupa, dalam perjalanan pulang, kami pun menyempatkan diri menikmati langit sore di Pantai Ayah. Perjalanan yang tak terlupakan π
Happy Travelling!
*ini adalah dokumentasi acara Touring Team Sambang Alam ke Banjarnegara-Kebumen pada tanggal 27-28 Januari 2012 yang lalu π
–The End–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
sama goa pindul d wonosari masih bagus mana tuh? π
beda lah, kalo Goa Pindul kan kita menelusuri nya pake ban pelampung, kalo di Goa Petruk kita berjalan kaki dengan rute yang cukup sulit karena licin, wajib dicoba dua-duanya! π
sip… nnti d coba k goa petruk. tuk goa pindul alhamdulillah sudah dipijak. hehe
owh ayo ayo mblusukkan ke Goa Petruk, banyak pecinta alam disana, mereka menelusuri Goa Petruk sampai tembus ke pantai Ayah, pokoknya kereeennn banget! π
mantap neh
next time pengen berkunjung ke goa petruk π
thanks dah mampir π
iya keren, ayo disambangi yaaaaa