Beberapa waktu yang lalu, pulang dari lembur malam, saya “diculik” untuk makan malam di Kotagede. Kok jauh amat dari kantor? Huehehe. Kebetulan beberapa pekerjaan memang diselesaikan di salah satu stasiun tivi local Jogja yang ada di Jalan Wonosari. Waktu itu, Jogja diguyur hujan dari siang hingga sore, jadi ya gitu dingin membuat perut sangat lapaaar!
Bicara Kotagede, menurut teman kantor ada dua tempat yang sangat terkenal dengan sate sapinya. Kali ini saya akan diajak kuliner di salah satu tempat, yaitu di Lapangan Karang Kotagede.

Namanya Sate Karang Kotagede. Dijuluki Sate Karang karena lokasinya di Lapangan Karang Kotagede. Sebenarnya, menu yang dijual adalah sate sapi, tapi nama Lapangan Karang rupanya jauh lebih popular dan lebih menjual. Di Lapangan Karang, ada begitu banyak penjual sate. Tapi kata teman yang paling enak terletak di ujung timur, jadi saya manut saja makan di situ.
Jadi, apa yang membuat sate Karang begitu special? Pertama, karena yang dijadikan sate adalah sapi. Apa itu special? Buat saya sih tidak! Lha wong saya itu pernah nyobain bermacam-macam hewan di sate kok. Jadi ngerasa biasa ajah makan sate sapi 😉

Kedua, yang special adalah lontong plus kuah santannya. Saya menyebut kuah santan karena kalo disebut opor, nanti saya bakal diprotes orang Minang 😉 Buat lidah saya, kuah santan encer belum masuk definisi opor. Lontong berkuah ini dilengkapi dengan sayur tempe, yang menurut saya, akan jauh lebih enak jika dimasak pedas dan panas. Sayangnya, saya ga mendapat kedua hal tersebut. Lontong berkuah ini tidak pedas dan juga tidak panas! Pas saya minta sambal, cuma dikasih irisan cabe rawit yang bikin bergidik 😉

Ketiga, wedang ronde. Di Lapangan Karang banyak sekali penjual wedang ronde, tinggal pilih saja mau yang mana. Kebetulan, wedang ronde yang saya pesan rasanya rada lumayan enak dan lumayan panas. Jadi, lumayan juga buat penghangat badan di musim hujan. Serba lumayan sajalah!

Yang aneh, meski warung satenya cuma warung tenda lesehan, tapi pengunjungnya banyak sekali lho. Bahkan pada jam-jam makan, susah sekali mencari tempat kosong di warung tenda yang saya coba ini. Lebih takjub lagi pas liat parkiran. Penuh dengan mobil!
Kesimpulannya, Sate Karang di Kotagede meski tidak bisa dikatakan istimewa, tapi layaklah untuk dicoba. Saya sih belum pernah nyobain setiap warung tenda yang ada di Lapangan Karang, baru beberapa tempat yang direkomendasikan teman-teman saja. Tapi saya cukup suka dengan wedang ronde di sana. Asyik ajah sih minum wedang ronde sambil menatap langit. Kesannya jadi romantic gimanaaa gitu.
Satu-satunya alasan yang membuat Sate Sapi Lapangan Karang Kotagede spesial adalah menu lontong sayurnya. Spesial karena saya belum pernah menjumpai warung sate yang menyediakan menu lontong sayur sebagai pendamping menu sate sapi. Unyu-unyu banget 😉
Sayangnya, lokasi Kotagede sangat jauh dari tempat saya tinggal. Jadi ga bisa terlalu banyak bercerita tentang kuliner di sana. Lain kali, saya janji deh bakal review warung sate yang satu lagi. Okay okay okay!
Happy Culinary 😉
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak