Ada orang pindahan baru ditempatku bekerja. Nah, ternyata nich orang baru, hobby mblusukkan juga kayak kita. Omong punya omong, cerita punya cerita, ide nich orang baru tiba-tiba saja menjadi destinasi kita selanjutnya yaitu pemandian air panas Baturraden.
Apa yang saya tau tentang Baturraden? ga ada, kecuali nama Baturraden yang biasanya ada di permainan monopoli 😉
Seperti biasa kami ngumpul di markas besar jam 7 pagi. Alhamdullilah cuma molor setengah jam kali ini. Setelah berdoa dan briefing, kami pun segera berangkat menuju Baturraden.


Kata om wiki, Baturraden itu masuk wilayah administratif Kabupaten Banyumas di Jawa Tengah.
Baturraden terletak di sebelah utara kota Purwokerto yaitu di lereng selatan Gunung Slamet. Meski saya sudah sering singgah di Purwokerto, tapi belom pernah ke Baturraden. Padahal jarak Baturraden dari kota Purwokerto cuma sekitar 15 km. Jarak yang sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya saja jalannya lumayan menanjak dengan kemiringan sekitar 30 derajat.

Ohiya, awalnya saya menyebut Baturraden dengan “batu-raden”. Tapi setelah mengunjungi lokasi wisata Baturraden, baru nyadar kalo seharusnya disebut dengan Batur-Raden 😉


Sempet tanya-tanya ke petugas retribusi kok namanya aneh ya? Apa sich arti Batur-Raden. Eh ternyata ada legenda lho. Kata si petugas retribusi, dulu ada kisah percintaan antara seorang laki-laki kampung yang bekerja jadi Batur (Batur artinya pembantu dalam bahasa jawa) dengan seorang gadis ningrat (Raden).

Asal nama Batur dan Raden ini yang jadi cikal bakal nama Baturraden hingga kini. Kisah cintanya kayak Sampek Engtay, percintaan berakhir tragis. Makanya disini ada mitos, jangan pacaran di Baturraden, bisa putus! mirip mitos di Prambanan yaks 😉

Tapi anehnya yang dijadikan patung (maskot) kok cerita rakyat tentang Lutung Kasarung? Hmmm ngerasa aneh ga sich?


Pada hari libur, Baturraden ini sangat ramai. Rupanya ini adalah tempat liburan bagi masyarakat sekitar Gunung Slamet.

Di beberapa tempat terdapat grojogan dan tentunya juga orang-orang yang mandi 😉 dan yang tidak ketinggalan muda mudi yang berasyik masyuk pacaran. Wiiih pada ga takut kena kutukan kali ya?

Cerita dari salah satu teman, jembatan merah di Baturraden itu sekitar tahun 2007 yang lalu sempat putus dan banyak korban yang meninggal. Nyeeesss merinding dech pas lewat tuh jembatan ;-(
Lalu apa yang terkenal disini? Yang paling terkenal disini adalah Pancuran 7. Pancuran 7 terletak hampir sekitar 2,5km dari grojogan yang ada di paling bawah. So, saya dipaksa mblusukkan ke hutan dan nanjak bukit jalan 2,5km setelah perjalanan dari Jogja-Baturraden. Edan!
Sebelum sampai ke pancuran 7 sebenarnya ada pancuran 3, tapi teman-teman ingin ke pancuran 7. Yo wesss pasrah nanjak lagi sampai atas. Setelah berjalan 2 km kami sampai ke Wana Wisata. Hutan ini dipenuhi dengan cemara dan pinus, sekaligus bumi perkemahan. Dan yang terpenting adalah disini jalannya beraspal halus, udara yang wangi daun pinus lumayan buat menetralisir tubuh yang kelelahan.

Dari plang pancuran 7, jalanan berupa tangga menurun. Di beberapa tempat, kami bertemu warga lokal yang menjual minuman nira. Nira adalah bahan baku untuk membuat gula kelapa. Rasanya maknyuusss apalagi saya memang haus dan letih, plus kehujanan. Setelah menghabiskan nira, bahkan memborong semua nira dan saya wadahi dalam botol-botol, saya pun kembali menelusuri jalan menuju pancuran 7.
Apa uniknya pancuran 7? di pancuran 7 ada tujuh sumber mata air panas yang mengandung belerang. Nah ribet kan bacanya. Pokoknya ini pemandian air panas alami yang uniknya airnya mengandung belerang. Pokoknya keren!
Setelah berjalan begitu jauh, tentu saja saya ga bakal melewatkan untuk mandi air panas disini. Untungnya, tadi sempet mampir ke pasar souvenir didepan pintu masuk Baturraden dan beli kaos dan celana pendek.
Di pancuran 7 cuma sedikit pengunjung. Yah maklum, pengunjung lebih suka cuma sampe pancuran 3. Jarang banget yang sampe pancuran 7. Di sini ada banyak bapak-bapak yang menjual lulur belerang alami langsung diambil dari alam. Beberapa bahkan njualnya sampe maksa. Kata mereka gini, “nanti langsung kami lulurkan ke badannya mbak”. Hah! gila apa, mereka meluluri saya! huaha!
Capek saya lumayan terobati dengan acara berendam di air panas. Karena sepi, kami pun bisa berendam selama mungkin sesukanya, yang penting tahan air panasnya ajah, bisa berendam sampe kulit mengkeret kok! 😉
Berendam air panas sambil minum kopi trus menikmati udara hutan dengan aroma pinus. Okehlah menjadikan pancuran 7 sebagai tempat untuk kembali lagi kita satroni kapan-kapan suatu saat nanti 😉 Kapan-kapan kalo datang ke sini lagi, saya juga pingin ngeliat kebun binatang Kaloka Widya Mandala di Baturraden. Kebun binatang ini konon pernah mendapat penghargaan Visit Indonesia Dekade 1991-2000. Udah lama ga ngeliat kebun binatang yang layak pandang di Indonesia.
Setelah puas berendam air panas dan hari telah sore, kami pun kembali berjalan ke Wana Wisata. Disana kebetulan ada beberapa kendaraan yang mau mengantar kami sampai pintu masuk Baturraden. Jadi, kamipun diantarkan ke bawah melewati hutan-hutan pinus.
Di depan pintu masuk Baturraden, ada pasar penjual souvenir dan makanan sebagai oleh-oleh. Ada juga yang menjajakan sate kelinci. Mirip Kaliurang ya 😉
So, sore itu kami pun meluncur pulang kembali ke Jogja. Selamat Jalan-Jalan!
*ini adalah dokumentasi acara Touring Team Sambang Alam ke Baturraden pada tanggal 9 April 2010 yang lalu. Maaf, baru bisa di upload ke blog 😉
–The End–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
Pengen deh ikut gabung k.Komunitas.a
huehehe ini cuman komunitas persahabatan kok mbak
ga ada AD/ ART nya 😉