
Usai berjelajah ke Goa Gong dan Goa Tabuhan, sebenarnya hari itu kami juga berencana mengunjungi Goa Putri dan Pemandian Air Hangat yang lokasinya tidak jauh dari ke-2 Goa sebelumnya. Tapi lagi-lagi, karena membawa ibu-ibu yang rasanya bergerak terlalu lambat bagi kami, tidak tolerir rasanya jika kami memaksakan mereka untuk mengunjungi ke-2 lokasi tersebut. Alhasil, keluar dari Goa Tabuhan kami langsung menuju Pantai Teleng Ria.
Dari semua destination wisata di Pacitan, Pantai Teleng Ria merupakan destination wisata yang (rasanya) paling terkenal dibandingkan yang lain. Jika anda jalan-jalan dipantai ini, jangan kaget jika anda bertemu dengan banyak pengunjung yang berasal dari Surabaya, Madiun, Magetan, dan dari beberapa kota besar di Jawa Timur.
Kondisinya hampir sama dengan beberapa destinasi wisata di Gunungkidul. Entah kenapa, di Gunungkidul, Pantai Baron adalah pantai yang paling sering dikunjungi. Jika Anda bertanya ke warga Jogja, sepertinya hampir semua warga Jogja sudah pernah mengunjungi Pantai Baron, untuk beberapa orang anehnya โhanyaโ pernah ke Pantai Baron. Yah setidaknya, Pantai Baron adalah pantai pertama yang pernah mereka kunjungi, sebelum pantai yang lain di Gunungkidul. Padahal, Gunungkidul itu memiliki banyak sekali pantai yang sebenarnya jauh lebih bagus dan lebih bersih dibandingkan Pantai Baron lho!

Nah, seperti itulah gambaran Pantai Teleng Ria di dalam destination wisata Pacitan. Pengunjung yang pernah menjelajah Pacitan, setidaknya sudah pernah, atau malah sudah sangat sering ke Pantai Teleng Ria. Jika Anda membuka Google Maps, bisa dilihat bahwa Pantai Teleng Ria itu sebenarnya sebuah teluk, lautan yang menjorok ke darat. Pantai Teleng Ria sendiri diapit oleh dua dataran tinggi yang merupakan lanjutan dari bagian pegunungan kapur selatan yang membujur dari Gunungkidul ke Trenggalek.

Meskipun merupakan pantai selatan dan langsung menghadap ke Samudera Indonesia, namun ombak di Pantai Teleng Ria relatif kecil, karakter ombak yang tidak terlalu besar ini cocok untuk para surfer pemula. Ini menjadi salah satu alasan beberapa pengunjung untuk mengunjungi Pantai Teleng Ria, yaitu latihan surfing.
Meski menurut saya, Pantai Teleng Ria tidak dapat dikategorikan sebagai pantai yang bagus, itu disebabkan karena Pacitan punya banyak pantai lain yang sebenarnya jauh lebih bagus dibandingkan Pantai Teleng Ria.
Lalu kenapa Pantai Teleng Ria begitu terkenal diantara semua destination wisata di Pacitan? Ada beberapa alasannya.
Pertama, Pantai Teleng Ria itu lokasinya ga jauh dari Kota Pacitan, mungkin sekitar 10 menit (kalo naek motor ngebut). Jadi ini merupakan pantai yang mudah dijangkau oleh siapa saja.

Kedua, jika Anda datang naik bis besar, rasanya cuma pantai ini yang menyediakan akses jalan yang paling mudah ditempuh oleh bis besar, karena pantai lain, meskipun jauh lebih bagus, tapi untuk pantai tertentu, akses jalan hanya dapat ditempuh dengan sepeda motor.
Ketiga, pantai ini ombaknya kecil, jadi jika anda membawa anak-anak kecil bermain disini, jauh lebih aman.
Keempat, terkait fasilitas. Semenjak 2008, pantai ini dioperasikan oleh swasta, makanya fasilitas selalu ditingkatkan tiap tahun. Ini juga berhubungan dengan promo wisata yang jauh lebih banter dibandingkan tempat wisata lain yang dikelola oleh Pemda.
Kelima, Pantai Teleng Ria menyediakan beberapa lokasi wisata kuliner yang selain rasanya enak karena berasal dari ikan segar, tempatnya pun jauh tertata lebih bagus, dan pastinya dengan harga bersaing.


Nah, yang terakhir, alasannya adalah karena Presiden kita berasal dari Pacitan, makanya pantai ini selalu ramai, pengunjung dari luar Pacitan, tertarik datang karena di brosur wisata pantai ini selalu ada gambar pak SBY pas jalan-jalan ke Pantai Teleng Ria.
Yang bikin saya penasaran karena belum melihatnya secara langsung, kabarnya Pantai Teleng Ria menjadi tempat migrasi bagi sekelompok ubur-ubur berwarna ungu. Biasanya mereka ber-migrasi pada bulan Juni sampai Agustus. Mungkin lain waktu, saya dapat menyaksikannya secara langsung. I hope it!

*ini adalah dokumentasi acara Touring Team Sambang Alam ke Pacitan pada tanggal 9 Juni 2009 yang lalu. Maaf, baru bisa di upload ke blog ๐
–The End–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
apik tenan, dan sepertinya panasnya juga lumayaaan ๐
namanya juga pantai, yang pasti panaslahhh tapi disana anginnya semilir nggawe ngantuk ๐