Hari terakhir saya di Bali, sempet mampir buat sholat dhuhur sebelum memasuki Bandara Ngurah Rai. Pilihan sholat yang letaknya ga jauh dari bandara yaitu di daerah Tuban, di sekitar Patung Gatotkaca Seraya.
Awalnya ga nyangka juga kalo ini sebuah masjid. Dari jalan, hanya terlihat gapura dan tembok bergaya khas Bali.

Masjid hanya terlihat kalo kita benar-benar memperhatikan bangunan di dalamnya.
Setelah memasuki halaman parkir yang luas, yang tampak pertama kali oleh mata saya adalah sebuah Gereja bernama Ekklesia.
Lho kok gereja, katanya mau ke masjid?
Ternyata posisi Masjid-nya terletak tepat di sebelah Gereja. Wuiiihh keren banget yaks!
Masjid yang terletak tepat disamping gereja ini bernama Masjid Nurul Huda. Kebetulan dua rombongan bus kami mampir ke masjid ini, saya pun tak lupa ambil beberapa gambar buat kenangan 😉

Gereja ini, nama lengkapnya adalah Gereja GPIB Ekklesia. Saya ga tau juga apa makna nya, hanya saja tiba-tiba saja saya jadi teringat buku sejarah SMA, kisah tentang Hagia Sophia.
Awalnya Hagia Sophia bernama Megale Ekklesia yang bermakna Gereja Besar. Hingga kemudian datanglah Islam, gereja ini berubah fungsinya menjadi Masjid.
Saya sendiri tidak tau apakah saat ini Hagia Sophia masih digunakan untuk bersembahyang. Saya hanya tau dari buku-buku sejarah tentang kisah Hagia Sophia ini. *sambil berdoa, suatu saat saya akan sampai di semua tempat yang saya pernah baca di dalam buku sejarah, amien*

Kekagetan saya belum berakhir. Tak jauh dari pasangan Gereja-Masjid ini ada sebuah pura bernama Pura Jagad Tirtha.
Letak pura ini pas di samping kami memakirkan bus. Tepat di balik rumah makan nasi Jinggo tempat saya makan siang 😉
Aduh saking terkesimanya, saya jadi ga sempet ambil gambar pura-nya.
Sopir dari bus yang membawa saya ke tempat ini bilang kalo tempat ibadah model kayak gini juga ada di Nusa Dua, malah bukan hanya 3 in 1, tapi 5 in 1. Lima tempat ibadah dalam satu tempat. Namanya Puja Mandala. Malah kayak TMII yaks 😉
Sempet nyesel kenapa pas kemaren hari terakhir di Bali, saya ga sempat mblusukkan di Nusa Dua. Kapan-kapan dech, kalo saya balik ke Bali, saya ambilkan gambar tempat ibadah ini. Tapi saya ga yakin, tempat-tempat ibadah ini akan cukup dalam satu frame. Nyahaha. Semoga saja bisa ya 😉
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak