[Notes] Larangan membuang koin di Pura Tirta Empul


Pas jalan-jalan ke Pura Tirta Empul di Tampak Siring ada sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu adanya larangan membuang uang logam ke dalam kolam ikan.

Larangan melempar koin ke dalam kolam
Larangan melempar koin ke dalam kolam

Buat saya ini menarik, karena keberadaan larangan ini sangat kontras dengan apa yang saya lihat pas liburan ke Lombok.

Seperti kita tahu, Lombok memiliki atmosfer yang hampir sama dengan Bali, dari pura yang indah, sampai pantai yang memukau. Dalam beberapa hal, bahkan saya berpendapat jika berlibur ke Lombok jauh lebih baik jika dibandingkan ke Bali.

Dalam ingatan saya, ada salah satu pura yang sangat terkenal di Lombok, yaitu Pura Lingsar. Pura Lingsar memang terletak tidak jauh dari Mataram, pusat pemerintahan Lombok. Hanya saja, juga tidak bisa dibilang dekat. Meski bisa ditempuh dengan angkot, tapi saya lebih suka mblusukkan naek motor ke daerah sana 😉

Tentu saja, wisatawan yang datang ke Pura Lingsar kebanyakan datang dari Luar Negeri daripada wisatawan dalam negeri. Kecuali, warga lokal yang memang datang untuk berdoa di dalam pura.

Lonely Planet-lah yang mem-populerkan Pura Lingsar menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi jika datang ke Lombok.

Di salah satu kolam suci di Pura Lingsar yang dipagar, guide yang memandu kami menceritakan sebuah ritual yang sangat terkenal di kalangan wisatawan luar negeri, yaitu ritual melempar uang logam (koin) ke kolam sambil membalikan badan.

Sambil melempar uang logam tersebut, kita sebutkan nama pasangan kita. Jika jatuh tepat ke dalam air, tanpa ada bunyi terbentur ke tembok kolam, maka dianggap permohonan kita terkabul. Sebaliknya, jika koin yang kita lempar membentur tembok di salah satu sisi kolam, maka itu pertanda kita ga berjodoh dengan nama pasangan yang kita sebut. Meski nampaknya mudah, sayangnya saya ga berhasil dalam lemparan pertama 😉 Nyehehe! *korban mitos*

Pura Lingsar Lombok
Pura Lingsar Lombok

Lalu sejak kapan ritual seperti ini muncul? sayangnya, guide kami ga bisa menjelaskan. Tapi menurut saya, dari sejarah yang diceritakan dari awal oleh guide, bisa diperkirakan, ritual macam ini muncul dengan banyaknya tamu Italia yang berkunjung ke Pura Lingsar.

Apalagi, terkait dengan cerita “ikan keberuntungan” bernama Tuna. Ikan ini tidak berasal dari jenis Ikan Tuna, akan tetapi nama “Tuna” berasal dari “Fortuna” yang berarti Keberuntungan. Nama ini diberikan oleh wisatawan Italia yang konon pertama kali berkunjung ke Pura Lingsar.

Jika di pikir-pikir, asimilasi ritual melempar koin dari turis Italia yang umumnya datang ke pura ini, kemungkinannya selalu ada. Di Italia sendiri, ritual melempar koin sangat terkenal bahkan bagian dari ikon pariwisata mereka.

Seperti yang ditulis dalam brosur-brosur wisata Roma, banyak pasangan kekasih ataupun pasangan honeymoon yang sengaja datang ke Roma khusus untuk mengunjungi air mancur Trevi. Melempar koin di air mancur ini biasa disebut sebagai Fontana di Trevi.

Ada mitos tiga koin di air mancur Trevi. Pertama, lempar koin anda bila ingin kembali ke Roma. Caranya? koin harus dilempar dari tangan kanan hingga koin melewati bahu kiri dan masuk ke kolam. Setelah sukses koin pertama, silakan tambahkan satu koin lagi untuk kehidupan percintaan, dan koin ketiga yang dipercaya melanggengkan pernikahan. Nyahaha! 😉

Kembali ke topik awal, lantas kenapa Pura Tirta Empul Tampak Siring memilih untuk menyingkirkan “mitos melempar koin”, menurut saya pribadi sih ya karena yang disucikan di Pura Tirta Empul kan airnya. Kalo airnya terkontaminasi dengan zat yang terkandung dari koin, ini akan mempengaruhi kesucian air, dalam arti khasiat murni air bersihnya akan hilang. Jelas-jelas umat Hindu percaya mata air Pura Tirta Empul itu berkhasiat untuk menghilangkan penyakit dan segala hal yang buruk, masa’ mau dikotori dengan zat yang terkandung dalam koin yang malah bikin penyakit? Serem juga kan minum air yang udah kotor gitu?

Kolam penuh koin di Pura Lingsar Lombok
Kolam penuh koin di Pura Lingsar Lombok

Nah, meski melempar koin cuma mitos dan bagian dari menarik wisatawan, tapi pariwisata kita wajib belajar dari Italia. Di Italia –asal muasal segala ritual melempar koin– kita semua bisa melihat bahwa zat yang terkandung dalam logam (koin), setelah bertahun-tahun ternyata mampu merusak ketahanan batu dari patung atau kolam. Jika di beberapa pura Indonesia, bisa ditambahkan juga dapat merusak citra “suci” dari pura yang bersangkutan.

Jadi memang ada baiknya larangan yang ada di Pura Tirta Empul Tampak Siring ini diikuti oleh pura-pura suci lainnya, terutama oleh kita, wisatawan yang datang berkunjung. Karena bagaimanapun juga, wisata pura seperti ini merupakan salah satu warisan budaya yang kudu tetep kita pelihara ke-orisinil-annya untuk anak cucu kita nantinya 😉

Penasaran dengan mitos ini? Kalo iya, maka anda wajib datang sendiri ke tempat ini membuktikan kata-kata saya 😉

Tulisan Terbaru: