Gule Kambing Bustaman
Ke Semarang ga lengkap kalo ga mencoba Gule Kambing Bustaman. Awalnya saya ditawari mencicipi Gule Kambing Bustaman di belakang Gereja Blenduk, tapi “perasaan” saya ingin makan gule datang terlalu sore, tepat saat gule kambing telah habis.
Di lain hari, kami mencoba Gule Kambing Bustaman Pak Darso di depan Pasar Ikan Hias. Di samping gerobak Es Dawet Duren. Ini jenis makanan yg saling melengkapi. Iya. Melengkapi kolesterol 😂
Kenapa Bustaman? Bustaman sebenarnya nama kampung di salah satu sudut Kota Semarang. Terkenal karena sejak dulu, di kampung inilah sentra jual beli daging kambing.
Penyebutan Gule Kambing Bustaman pun seperti kita menyebut Sate Madura, Rendang Padang, Coto Makassar, lebih merujuk pada nama daerah.
Apa yg spesial dari Gule Kambing Bustaman? Pasti ya daging kambingnya. Dijagal oleh para Penjagal dari kampung Bustaman.
Bagian favorit saya, yg di gule adalah kepala kambing nya. Dan Anda bisa memilih ingin bagian yg mana? Lidah, telinga, mata? Setelah memilih, bagian tersebut akan dipotong kecil-kecil dengan pisau atau gunting. Setelah itu baru disiram kuah gule. Tak lupa disajikan dengan sepiring nasi putih.
Keistimewaan lainnya, santan diganti dengan bubuk kelapa kering, agar lebih kental. Mereka menyebut bumbunya dengan “galian” terdiri dari kemiri dan bawang merah.
Setiap mengingat kemiri, saya langsung teringat, bahwa buah inilah yg membuat kita dijajah bertahun-tahun.
Tapi, barangkali jika kita tidak dijajah. Kemiri tidak akan sampai ke Tanah Jawa. Dan hari ini kita tidak bisa menikmati gule seenak ini. Gule Pantura dari Kampung Bustaman 😂
Happy Culinary. – at Gule kambing Blek “Pak Darso”
View on Path