Halusinasi


hati

Obat. Kau pasti mengerti. bagaimana ia meracuni darah dan kemudian otak. Secara perlahan, ia membuatmu terus menerus melayang.jauh dari kesadaran.kemudian, kau tidak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang sebenarnya cuma ada di dalam pikiranmu.dan pada titik akhir, kau berhalusinasi.merasakan hal-hal yang mungkin tidak pernah ada.melihat hal-hal yang sebenarnya tidak pernah nyata.

Terkadang, saat sakit. Saya berhalusinasi banyak hal.terutama tentang mati.tentang semua hal yang telah saya lakukan dalam hidup.dan (menurut saya) yang terpenting, tentang apa saja yang blm saya lakukan. But, this is not about me…

Saya masih ingat.dulu waktu saya masih kecil.mbah kakung saya sakit keras dan kudu dirawat beberapa hari di Rumah Sakit karena gula darahnya yang begitu tinggi.Rumah saya terletak dekat Rumah Sakit.itu memungkinkan Ibu saya menemani mbah kakung di Rumah Sakit lebih lama dan lebih rutin di bandingkan saudara-saudaranya yang lain.

pada saat-saat tertentu, terkadang mbah kakung bercerita bahwa ia melihat “beberapa saudara” menjenguknya.beberapa saudara yang dimaksud oleh mbah kakung adalah orang-orang yang pernah dekat dengannya dulu, semasa masih hidup di dunia. “mereka” tidak hanya datang dalam dunia nyata, tapi juga dalam mimpi.dan kemudian Ibu saya menitikkan air mata.ketika saya bertanya”kenapa?”.Ibu saya selalu berkata, “firasat buruk”.

Tidak lama kemudian, memang benar. Mbah kakung meninggal dunia.

Bertahun-tahun kemudian.Hal yang sama terjadi pada mbah putri.pada titik tertentu, diantara sakitnya, di Rumah Sakit.saya sering mendengar mbah putri berhalusinasi tentang mbah kakung yang “menjenguknya”.cerita yang sebenarnya membuat bulu kuduk saya berdiri.sekaligus sedih.

Awal tahun ini, hal yang sama terjadi.Adik ibuku satu-satunya.bulek saya.dia sakit keras.saya tidak tahu.pengaruh obat atau bukan.tapi begitulah.sering pada pagi hari, bulek bercerita tentang mimpi-mimpinya bertemu dengan para saudara, yang saya tau sekali sudah tidak ada lagi di dunia.atau bahkan pada siang hari.saat kami berkumpul menemaninya.bulek berhalusinasi “dijenguk” oleh mbah kakung atau mbah putri.Ibu saya sering menangis jika bulek sudah berkata seperti itu. (Ditinggalkan.bukankah selalu lebih mengiris jiwa?) tak berapa lama, bulek pun meninggal dunia.

Hingga kemudian, kemarin.ayah saya.setelah beberapa kali sempat batuk darah.dan seluruh isi perutnya terkuras habis karena muntah.di siang hari yang panas.berteriak.berhalusinasi.melihat ayahnya yang sudah almarhum, (mbah kakung saya) datang padanya.Ibu saya menitikkan airmata.

Kemudian saya ketakutan.takut jika hal yang terburuk sampai terjadi.dan meskipun beberapa kali saya berusaha menepis segala hal yang bersliweran di kepala .saya masih saja tetap panik.

Belakang Gereja, 29 Desember 2010.

Tulisan Terbaru:

Advertisement