Bagi kalian yang pernah datang ke Balikpapan, pasti kenal tempat ini, Melawai Beach.

Tidak susah menemukan Melawai Beach, letaknya yang ada di pinggir jalan raya dan tidak jauh dari pusat kota membuat orang yang baru sekali datang ke Balikpapan pasti pernah kongkow di tempat ini π terutama malam minggu, tempat ini full!


Dari sore hingga malam hari, di sepanjang Melawai Beach terdapat banyak sekali penjual makanan. Jajanan yang paling banyak ditemui adalah pisang gapit. Kata penjualnya, pisang gapit merupakan makanan hasil modifikasi dari pisang epe yang terkenal dari makasar.
Kok bisa? Ya iyalah, di Balikpapan 30% penduduknya adalah orang Bugis, Makasar. Makanya cita rasa makanannya mirip banget π Malahan kru hotel tempat saya menginap lebih suka menyebut makanan ini dengan pisang epe daripada pisang gapit.
Sayangnya karena terlalu kelaparan, saya ga sempet motret pisang gapit yang saya makan π Hihi! maaf ya teman-teman, tapi ini saya link-an gambar pisang gapit dari blognya Koko Jie π

Hampir sama dengan pisang epe di Makassar, pisang epe (pisang gapit) di Balikpapan juga dibuat dari pisang raja yang dibakar kemudian di jepit (asal muasal nama pisang jepit), diberi parutan kelapa dengan gula merah cair, trus pisang gapit ini dipotong menjadi kecil-kecil dan dihidangkan ke dalam piring kecil berisi gula merah cair.
Ga hanya pisang epe, tapi di Balikpapan kalian juga bisa menemukan banyak makanan khas Makasar semisal Coto Makassar, Sop Saudara dan Konro. Rumah Makan khas Makasar ini bisa kalian temukan di sekitar Ruko Bandar, sederet dengan Bakmi Klandasan dan Ocean Resto. Tapi kalo di Balikpapan, coto disajikan dengan menambahkan santan, jadi buat yang sering makan Coto Makasar ditempat lain, jangan kaget kok pas makan coto di Balikpapan ada santannya π Nah bagi penggemar Kapurung dan Pallu Mara, coba dech cari makanan ini di Warung Palopo, di daerah Manggar, Selatan Balikpapan. Kebetulan direktur hotel tempat saya menginap rumahnya disana, jadi saya tau π *kepo banget yaks sampe rumah direktur hotelnya ajah saya tau* *ngakak*

Di pantai ini, saya bertemu dengan beberapa orang yang memang sengaja datang untuk mem-foto sunset dengan kamera DSCLR. Saya ingat sekali, malam saya makan pisang gapit di Melawai Beach adalah malam dimana terjadinya gerhana bulan. Tapi saya sendiri tidak terlalu memperhatikan bulan malam itu. Saya lebih tertarik melihat pulau Babi, pulau Tukung, dan pengamen di sekitar saya.
Ada cerita lucu, pas lagi asyik makan, ada pengamen yang datang, trus saya kasih uang 1000 receh, ehhh diprotes! Katanya, “kok sedikit banget mbak ngasihnya?”. Jiaahhh, di Jogja kalo ngamen dikasih segitu mas, ga usah protes!


So, jika kalian pas berkunjung ke Balikpapan, di sebuah sore yang cerah dan lagi ga ada kerjaan, males pergi jauh, tapi teuteup pingin ngumpul bareng teman sambil menikmati sunset, maka datang ke tempat ini adalah pilihan yang sangat disarankan π
–Selamat Jalan-Jalan dan Selamat Makan–
Tulisan Terbaru:
- Saya Belajar Menulis (Lagi)
- Menghirup Wangi Kopi Maison Daruma Roastery
- Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes
- Rainforest World Music Festival 2019 Hadir Lagi!
- 360 Dome Theatre, Destinasi Wisata Instagramable sekaligus Edukasi di Jogja
- Hipnotis Madihin dan Baju Berkulit Kayu di Festival Wisata Budaya Pasar Terapung 2018
- Menyusuri Romantisme Venesia dari Timur
- The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018
- Gelombang Dahsyat At Adau di Rainforest World Music Festival Kuching 2018
- Semerbak Wangi Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak
- Merayakan Musik di Rainforest World Music Festival Kuching Sarawak