The Kingdom of Balkanopolis di panggung Rainforest World Music Festival 2018


Slobodan Trkulja dan Balkanopolis
Slobodan Trkulja dan Balkanopolis di panggung utama RWMF 2018, Malaysia

Matahari yang turun di lepas pantai Damai Beach membuat langit di minggu sore berwarna oranye penuh. Kemarin merupakan hari terakhir Rainforest World Music Festival 2018 dan sekaligus hari pertandingan babak final Piala Dunia 2018 antara timnas Perancis dan timnas Kroasia. Hari minggu yang luar biasa bagi hampir separuh orang di dunia.

Efek Piala Dunia 2018 terasa hingga Rainforest World Music Festival dan Sarawak Village Culture di Kuching, Malaysia. Malam terakhir Rainforest World Music Festival 2018 atas kebijakan Bapak Menteri Pariwisata Sarawak yaitu Datuk Haji Abd Karim Rahman Hamzah (yang satu hari sebelumnya makan siang bersama kami) didirikanlah satu layar di Sarawak Village Culture yang di khususkan untuk menonton Piala Dunia 2018. Karena saya bukan penggila bola, tentu saja, ini bukanlah pilihan yang sulit. Saya akan tetap memilih berdiri di dekat panggung.

Jadi, siapakah Artis Spektakuler yang semalam tampil dan mengguncang panggung Rainforest World Music Festival 2018?

Yes. Anda benar! Lelaki yang saya tunggu-tunggu tampil di atas panggung, dialah Slobodan Trkulja. Saya telah melihat kepiawaiannya memainkan alat musik di hari pertama Rainforest World Music Festival 2018 di Theatre Stage. Slobodan Trkulja memainkan 15 alat musik berbeda dengan sama baiknya. Uniknya, 15 detik dari nada terakhir yang dia mainkan di rekam dengan sebuah alat yang diinjaknya dengan kaki. Terus menerus pada semua alat musik yang mengelilinginya. Semua rekaman alat musik tersebut memainkan nada yang meski berulang-ulang, tapi ajaibnya menghasilkan komposisi yang sangat indah. Keren!

Siang dimana Slobodan Trkulja seorang diri memecah gemuruh tepuk tangan dari penonton di atas Theatre Stage adalah siang yang mengawali nama Slobodan Trkulja menjadi artis yang paling banyak diperbincangkan di Rainforest World Music Festival 2018. Setiap penonton dan awak media tak henti-hentinya menyebut nama Slobodan Trkulja sebagai musisi yang memukau. Bintang paling cemerlang di Rainforest World Music Festival 2018!

Slobodan Trkulja membuat kami jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihatnya memainkan alat musik dengan nada-nada khas Balkan. Tidak. Tidak hanya saya. Itu jatuh cinta pada pandangan pertama dari semua mata yang siang itu menonton keajaiban musik, yang oleh Slobodan Trkulja disebut sebagai “Balkan Traditional Music” dalam sentuhan modern.

Slobodan Trkulja dan Balkanopolis
Slobodan Trkulja dan Balkanopolis di Theatre Stage RWMF 2018, Malaysia

Slobodan Trkulja adalah pendiri, komposer, dan vokalis utama dari Balkanopolis. Album mereka “Kingdom of Balkanopolis” diproduksi dan direkam di Studio Musik Real World di Inggris tahun 2015. Studio Musik Real World merupakan salah satu studio musik mentereng milik Peter Gabriel, mantan anggota Band Genesis.

Album Kingdom of Balkanopolis diperkenalkan ke publik pertama kali di Stadion Olahraga terbaik di Serbia, yaitu Belgrade Arena pada Mei 2015. Lokasi yang dipilih tidak main-main. Belgrade Arena, merupakan stadion olahraga indoor terbaik dan terbesar yang dibangun di ibukota Serbia. Ini menunjukkan bahwa Balkanopolis memiliki posisi tersendiri di dunia industri musik Serbia-Balkan.

Ini bukan hal yang lumrah, mengingat Slobodan dan Balkanopolis mengusung musik yang cukup “aneh” di telinga. Balkanopolis menghidupkan kembali musik-musik tradisional Serbia dalam setiap aransemen lagu mereka. Aneh, tapi inilah yang membuat mereka menjadi super wow dalam membuat musik.

Bayangkan saja, perpaduan antara instrumen tradisional (gajde, frula, kaval, tambura, tapan), melodi dan ritme (national kolos, ritme yang naik turun, lagu-lagu traditional Serbia) dikembangkan dengan instrumen dan aransemen baru, serta ditampilkan dengan cara yang modern. Sesuatu yang disebut oleh para kritikus musik sebagai “Tradimodern”.

Balkanopolis didirikan oleh Slobodan tahun 1997. Group musik ini memperkenalkan pada khalayak umum, nada-nada yang dihasilkan oleh gajde (alat musik yang bentuknya seperti kantung udara dengan seruling diujungnya), kaval (seruling khas Serbia), frula, tambura, dan banyak alat musik lainnya bisa berharmoni dengan musik klasik, pop, jazz hingga orkestra.

Slobodan Trkulja dan Balkanopolis
Slobodan Trkulja dan Balkanopolis

Slobodan dan Balkanopolis membuat dunia berdecak kagum dengan mengisi ruang tersendiri dalam Festival Jazz di Eropa, seperti North Sea Jazz dan Erasmus. Slobodan adalah satu dari sedikit musisi di dunia yang bisa menyanyi dan bermain alat musik sama baiknya, sama memukaunya.

Kritikus musik dari NRC Belanda bahkan mendeskripsikan Slobodan Trkulja sebagai “one of the most beautiful voices of the Balkans”. Hari ini, Slobodan Trkulja dan Balkanopolis dianggap sebagai group musik di garis terdepan, dalam kategori musik tradisional, di dunia.

Energi itulah, yang menurut saya memanggil Rainforest World Music Festival 2018 untuk menghadirkan Slobodan Trkulja dan Balkanopolis ke tengah hutan hujan di Sarawak Village Culture. Musik-musik Serbia-Balkan yang dimainkan oleh Balkanopolis adalah musik yang dulu hanya dimainkan dalam ritual-ritual kuno.

Semisal saja, lantunan lagu “Nebo”, yang jika diterjemahkan menjadi “The Sky”, merupakan nada-nada yang berisi mantera-mantera pemanggil hujan. Nada-nada yang secara sengaja didendangkan untuk mempengaruhi alam semesta.

Benang merah antara Kingdom of Balkanopolis dengan Rainforest World Music Festival 2018 adalah pada penghargaan terhadap musik kuno, rasa cinta pada musik tradisional dan selaras dengan musik pop-modern yang tumbuh di hari ini. Ini yang membuat penampilan Balkanopolis menjadi penampilan paling masterpiece di malam penutupan Rainforest World Music Festival 2018. Sekaligus membuat Rainforest World Music Festival menjadi ajang musik bergengsi di dunia.

Di tengah hutan hujan di pedalaman Borneo yang mistik, mengalun nada-nada merdu khas Byzantium kuno dari bibir Slobodan Trkulja. Byzantium, kerajaan kuno yang hidup di era 667 SM itu hidup kembali dalam nada-nada yang memecah malam di langit Rainforest World Music Festival 2018.

Di panggung Rainforest World Music Festival 2018, musik membuat waktu menjadi chaos!

Advertisement