… dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah.
(Chairil Anwar, Derai-Derai Cemara, 1949)
Dulu, saya pikir menulis di blog adalah hal yang special. Spesial karena meskipun saya telah mati. Maka generasi setelah saya, bisa tetap menemukan tulisan saya di mesin pencari. Waktu itu, saya tidak pernah berpikir, bagaimana jika blog saya yang mati.
Bagaimana bisa sebuah blog mati?
Tapi inilah yang sedang terjadi. Blog saya di Multiply mati. Sama seperti Socrates yang mati karena racun. Perlahan-lahan blog saya pun mati, dengan masa tenggat yang pasti. Pasti mati, maksudnya. Saya pun tak hendak menyelamatkannya dengan berbagai cara. Sudahlah. Saya tak hendak membangkitkan blog saya di Multiply. Saya takut, jika menghidupkannya kembali, maka blog saya akan berperilaku seperti zombie dan mengkoyak-koyak rasa kemanusiaan saya.
Saya memilih, blog saya mati seperti Socrates. Mati dengan segala kehormatan tentunya.
Apakah saya sedih? Tentu saja. Tapi saya bukan sedih karena Multiply membunuh (baca: menghapus) kenangan saya. Saya hanya sedih, karena kematian blog saya tidak bisa ditandai dengan batu nisan. Saya bisa saja tiap malam jumat mengirimkan Al-Fatihah buatnya, tapi bagaimana jika hati saya rindu padanya? Ah, entahlah ;-(
Blog Multiply saya mati. Sama seperti saat saya pertama kali membuatnya, kemudian mengabarkan pada kalian. Kali ini, saya mengabarkan kepada kalian, kematiannya. Itu saja.
The End.
Rest In Peace
http://pacarkecilku.multiply.com/
Lahir: Multiply, 05-12-2007
Wafat: Multiply, 01-12-2012

eh kok kayaknya banyak kasus multiply yang mati sih mbak?
punya temenku juga didepak multiplynya :S
blog-nya yg didepak, coz mau dijadiin online seller. begitulah
sekarang semua multiply sebagai sosmed harus mati. multiply sendiri yang membunuhnya. multiply hanya jadi toko online sekarang.
he eh, begitulah 😉
banyak yang tersakiti dengan surutnya multiply.. :’)
iya, begitulah.
thanx dah mampir. salam kenal mas 😉