pada malam-malam dimana hening perlahan angslup
dan di antara waktu yang meluncur gagap.
kadang aku bertanya,
benarkah kau akan tetap mencintaiku?
meski pipiku tak lagi selembut gula-gula kapas
meski kulitku keriput dan rambutku dipenuhi warna kelabu
meski tubuhku gemetar ngilu ketika mengecupmu
meski mataku mulai rabun dimakan usia
meski gairahku tak lagi membakar derak-derak ranjang kita yang melapuk
bahkan, meski aku tak bisa memberikanmu seorang pun anak!
suamiku,
benarkah kau akan tetap mencintaiku?
tetap bertahan pada rahimku yang tak lagi hangat
meresapi titik-titik hujan pada malam yang makin tua
menyembunyikanku dalam kehangatan pelukanmu
dan menjadi tua bersamaku.
suamiku, tahukah kau?
mencintaimu berarti menelan keraguanku.
pada pikiranku. pada diriku. pada aku.
mBeran, Agustus 2010.
istri yang dalam masa putus asa
masa sich?
padahal aku menulisnya dengan penuh cinta lho
huehehhe…..
cintanya ikhlas gk?
kasian kalo ragu2 kyk gt.. gyehehe..
sayangnya begitu,
aku selalu ragu-ragu pada diriku.
pada setiap pilihan yang telah kubuat.
aku merasa selalu kalah.
bukan Chann…
Istri yang penuh kekhawatiran tapi penuh rasa berjaga… 🙂
Iya,
mangap baru baca mbokdheee….!!!
makasih…