Perjamuan Dibawah Ketapang


: untuk che

perjamuan kali ini,
dimulai dengan ritual yang tak biasa
kau dan aku, berhadapan, duduk di bawah sebatang ketapang
yang daun-daunnya perlahan mulai memerah;
serupa warna senja

kau memesan sebungkus keheningan
tapi dendam membakar dengan nyalanya yang jalang
baginya kita adalah anak-anak jaman, yang mabuk terjerat getah rutinitas
dan memaksa meneguk segelas rasa bosan

perjamuan kali ini,
tak ada kepulan kopi kesukaanku
tak ada cane yang selalu kita bagi berdua
bahkan tak ada gerimis yang biasa kumaki

(hanya tujuh bola lampion mati, che

tepat berjajar di atas kepalaku;

yang selalu tahu bagaimana menyimpan rindu)

nampaknya memang benar adanya,
bahwa kita harus belajar pasrah
seperti daun-daun ketapang yang berguguran
sebelum akhirnya kita benar-benar menyerah
memilih luruh, hancur dilumat gairah bumi

perjamuan kali ini, hanya ada sebuah ingatan
tentang legamnya waktu yang tak pernah kembali
tentang hidup yang serba tergesa-gesa
dan tentang kita yang belajar menafsir ulang diri;
dalam bilangan angka

mBeran, 11 Juni 2010

Advertisement

monggo silahkan nyinyir disini ;-)

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.