Tidak Hanya Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Membuka Mata Dunia Keberadaan Balkondes


Saat ini menginap di sebuah tempat bukan hanya sekedar merebahkan tubuh dan tidur. Ada banyak penginapan yang menawarkan sensasi pengalaman berbeda. Maraknya pertumbuhan destinasi wisata, memacu tempat penginapan bersaing memberikan pelayanan yang berbeda. Salah satunya adalah Balai Ekonomi Desa (Balkondes).

Balkondes sendiri adalah salah satu program prestisius dari Kementrian BUMN, yang dibangun dengan tujuan untuk menumbuhkan perekonomian pedesaan melalui sektor pariwisata, yaitu melalui didirikannya balai ekonomi dan homestay yang dikelola secara langsung oleh masyarakat yang berada di sekitar area candi Borobudur.

Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Menarik Ribuan Pengunjung
Sukses, Balkonjazz Festival 2019 Menarik Ribuan Pengunjung

Awalnya Balkondes dibangun sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat di sekitar perusahaan. Dalam level perusahaan negara, maka CSR-nya ya di seluruh wilayah teritori negara.

Beberapa tahun yang lalu, Mentri BUMN Rini Soemarno memerintahkan kepada perusahaan-perusahaan milik negara untuk memberikan CSR kepada warga sekitar candi Borobudur.

Ini sesuai perintah Presiden Jokowi dalam rangka percepatan pembangunan destinasi wisata sehingga 3A harus jadi fokus utama, yaitu akses, amenitas dan atraksi. CSR dari BUMN inilah yang kemudian melahirkan 20 balkondes di sekitar candi Borobudur.

Direktur PT Manajemen CBT Nusantara, Jatmika Budi Santoso selaku pengelola balkondes menyampaikan bahwa balkondes dibangun tidak hanya sebagai tempat tinggal sementara bagi wisatawan, namun juga menjadi destinasi yang mampu memberikan pengalaman menarik.

Melalui konsep The Experience of Village Atmosphere, wisatawan akan merasakan secara langsung bagaimana terlibat membuat kerajinan tangan, membuat olahan makanan, keindahan panorama alam di sekitar Borobudur, aktivitas fisik yang akan melibatkan langsung para wisatawan, juga experience menikmati pertunjukan kesenian daerah dari warga sekitar.

Akses dan amenitas sudah dibangun. Sayangnya, setelah beberapa lama, rupanya balkondes-balkondes ini tetap sepi saja. Tidak ada peningkatan traffic yang begitu tinggi terkait length of stay (LOS) dari wisatawan. Borobudur memang masih jadi daya tarik utama, tapi wisatawan belum ada kesadaran untuk menginap di area sekitar candi Borobudur.

Pemerintah sendiri kurang kesadaran bahwa percepatan destinasi wisata, tidak hanya sekedar mendirikan bangunan fisik, tapi juga peningkatan SDM. Dimana di dalamnya, termasuk promosi dan hospitality. Pemerintah terkesan terus menerus membangun balkondes, padahal dari balkondes yang sudah dibangun pun banyak yang sepi customer.

Bisa jadi, kurangnya promosi balkondes membuat wisatawan lebih suka menginap di kota yang mereka sudah kenal. Tapi bisa juga, kurangnya atraksi di sekitar area candi Borobudur menjadi alasan bagi wisatawan emoh menghabiskan banyak hari menginap di sekitar area candi. Hal seperti ini memang selalu jadi masalah bagi destinasi-destinasi wisata yang dalam sehari bisa dijangkau dari kota.

8000 Penonton Padati Balkonjazz Festival 2019
8000 Penonton Padati Balkonjazz Festival 2019

Perhelatan Balkonjazz Festival pada Sabtu, 14 September 2019 di Balkondes Tuksongo, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah yang begitu sukses, secara ajaib mampu membuka mata publik akan kehadiran balkondes itu sendiri.

Acara ini tidak hanya menghadirkan lebih dari 8.000 pengunjung dari area Magelang sendiri, Jogja, Boyolali, Purworejo, Ungaran, Semarang, Temanggung, Salatiga dan sekitarnya, tapi juga membuat kamar-kamar di balkondes sold out selama beberapa malam.

Ini cukup mencengangkan, bukan hanya bagi pejabat-pejabat di pusat negara tapi juga bagi pusat pemerintah daerah dan pengelola balkondes. Jika selama beberapa tahun ini mereka rasan-rasan betapa balkondes di sekitar candi Borobudur antara hidup segan, mati pun tak mau. Balkonjazz Festival membuka mata mereka bahwa dengan atraksi yang tepat, dunia akan melirik keberadaan balkondes.

Padahal, jika mau jujur, sebelum Balkonjazz Festival digelar, sudah banyak kementerian, organisasi, perusahaan, LSM yang mengadakan program kegiatan/pendampingan di sekitar balkondes, tapi hasilnya tidak sedahsyat ini.

8000 Penonton Padati Balkonjazz Festival 2019
8000 Penonton Padati Balkonjazz Festival 2019

Keberhasilan Balkonjazz Festival tentu tidak lepas dari tangan dingin Bakkar Wibowo dari Sinergi Nusantara. Beliau ini inisiator sekaligus Direktur BalkonJazz Festival. Di tangan Bakkar, atraksi dalam rangka percepatan destinasi wisata, tidak hanya sekedar event, tapi juga promosi yang implikasinya adalah devisa. Baik itu devisa negara, maupun peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Bakkar sendiri menjelaskan bahwa balkonjazz festival merupakan proses kolaborasi antara musik dan budaya, yang mana nantinya diharapkan akan menjadi pemantik agar potensi ekonomi lokal akan lebih dikenal lagi oleh masyarakat Indonesia maupun mancanegara.

Iya. Merunut kata-kata Bakkar di event-eventnya yang lain, bahasa yang paling mudah diterima oleh orang banyak, ya musik. Lewat musik, segala hal setelahnya lebih mudah diperbincangkan.

Konsep besar yang dimiliki Balkonjazz, yaitu penginapan yang menawarkan panorama alam yang indah, experience, pemberdayaan warga lokal dikolaborasikan dengan sajian musik memukau dari para musisi hebat Indonesia berhasil Bakkar sinergikan menjadi daya tarik tersendiri yang sulit dicarikan padanannya di tempat lain.

Sabtu (14/9) malam di tengah berlangsungnya Balkonjazz Festival, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah mengungkapkan keinginannya ke rekan media agar Balkonjazz Festival menjadi acara reguler yang diselenggarakan secara rutin. Edwin bahkan menyampaikan agar lokasi Balkonjazz Festival dibuat bergiliran di 20 Balkondes yang tersebar di kawasan candi Borobudur.

Yura Yunita Menutup Gelaran Balkonjazz Festival 2019 Dengan Gemilang
Yura Yunita Menutup Gelaran Balkonjazz Festival 2019 Dengan Gemilang

Akhir kata, dari Balkonjazz Festival kita belajar bahwa percepatan destinasi wisata bisa dilakukan dengan pilihan atraksi dan promo yang tepat. Sedikit memberi jarak waktu pada pembangunan fisik balkondes selanjutnya dan berfokus pada SDM-nya.

Balkonjazz Festival menjadi jawaban dari pertanyaan banyak orang: bagaimana caranya menambah devisa negara dengan cara senang-senang tanpa menghabiskan banyak dana APBN?

Balkonjazz Festival bisa jadi role model bagi pekerja pariwisata untuk menciptakan banyak atraksi yang menghasilkan penonton senang, media senang, warga sekitar Balkondes senang, pengelola balkondes senang, pihak penyelenggara event senang dan yang utama: pemberi modal pun senang.

Selamat buat trio maut: Edwin-Jatmika-Bakkar. Kalian ncen jempol!